Namun, ada saja oknum-oknum yang genit. Ya, karena ketika memesan ojek online, nomor HP pelanggan tersimpan. Nah, si abang genit ini suka SMS, dan menanyakan kabar.
"Habis ngantar itu, malem-malem dia SMS 'malam, apa kabar'. Terus aku kan nggak balas, terus dia SMS 'iih sombong balas gk dibalas'. Nge-WA juga. Kalau yang ini dia bilang dia anak kuliah," imbuh Dinda, pekerja kantoran di Fatmawati, Jakse, Jumat (18/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Dinda hendak pulang ke Bekasi pada malam hari.
"Jadi pas di Kalimalang itu kan macet dan udah malam sekitar jam 9-an. Pas lagi macet, kayaknya di Pondok Bambu gitu dia tiba-tiba nanya 'Mba, laper nggak?' terus aku bilang 'emang kenapa?, terus dia bilang 'mau makan dulu nggak?'," kata Dinda.
Dinda yang saat itu sedang bad mood pun merasa risih dengan ajakan si abang ojek itu. "Aku bilang 'enggak, saya mau pulang' terus dia jawab 'jangan lupa makan'," katanya.
Para abang ojek online itu membuat risih. Dinda terganggu, dan dia hanya nyuekin saja. Karena menurutnya itu hanya segelintir saja. Dia berharap pihak perusahaan ojek online itu mendisiplinkan para sopirnya karena terkait privacy.
"Karena itu kan cuma segelintir oknum saja, mudah-mudahan ke depan diperbaiki," tutupnya. (mei/dra)