Jelang Kenaikan BBM, Harga Gula di Ambon Melonjak
Senin, 28 Feb 2005 17:10 WIB
Ambon - Meski harga BBM belum ditetapkan kenaikkannya, harga gula di Kota Ambon mulai melambung tinggi. Kenaikan mencapai 11 persen lebih dari Rp 5.600/kg menjadi sekitar Rp 6.000-Rp 6.500/kg.Kenaikan harga tersebut diketahui setelah dilakukan operasi gudang di tujuh distributor yang tersebar di Kota Ambon.Operasi tersebut dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Provinsi Maluku bekerjasama dengan Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, dan Kejaksaan Tinggi Maluku, Senin, (28/2/2005). Ketujuh distributor tersebut antara lain UD Bahagia, UD51, UD Bintang Sakti, UD perintis, Firma Bandil dan Matahari Ambon Plaza."Dari hasil operasi harga gula sudah dinaikkan dari yang ditentukan. Harga sebenarnya hanya Rp 5.600/kg, anda bisa lihat sendiri harga sudah dinaikkan hingga mencapai Rp 6.000-Rp 6.500/kg. Ini sudah tidak wajar lagi, kecuali Matahari yang menaikan harga jadi Rp 5.800/kg," kata Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri dan Meteorologi Disperindag Maluku Mustakim Amien kepada detikcom dan Kompas.Sementara itu harga gula per 50 kg, kenaikannya dianggap masih relatif rendah dari Rp 2.80 ribu menjadi Rp 285 ribu.Akibat kenaikan harga gula tersebut, pihak Disperindag langsung mengundang ketujuh distributor itu untuk mengadakan pertemuan. "Kami langsung mengundang mereka hari ini juga usai operasi gudang ini," tandas Mustakim.Menurut Mustakim, hal yang dikhawatirkan adalah spekulasi harga gula yang berada pada batas harga ketidakwajaran. "Jika ini terjadi, kami akan memberikan sanksi kepada distributor. Sanksinya penertiban," ujar Mustakim tanpa merinci penertiban seperti apa.Selain mengharapkan agar ketujuh distributor ini bertahan pada harga yang sudah di tentukan yakni Rp 5.600 hingga Rp 5.800/kg, Mustakim juga mengingatkan para distributor, jika terjadi kenaikan harga, maka harus dibuktikan dengan faktur harga gula, bukannya disampaikan secara lisan. "Fakturnya harus ditunjukkan, bukan dengan mulut. Kalau mulut saja bisa terjadi spekulasi," tegasnya.Operasi gudang yang dilakukan pihak Disperindag ini atas rujukan surat Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 121/M/II/2005 tentang Antisipasi Kenaikan Harga BBM dan Sembako, yang ditandatangani Marie Pangestu dan ditujukan kepada Kapolri.Sementara itu, Samuel (40) warga negara keturunan yang mengaku karyawan pada UD Perintis disela-sela operasi gudang mengatakan, stok gula masih bisa bertahan satu bulan ke depan. Hanya saja, saat ini permintaan gula sepi. "Kami juga bingung, kok dalam dua minggu permintaan gula sepi. Padahal, bulan kemarin tidak demikian," kata Samuel.Mengenai kenaikan harga gula, menurutnya, sangat tergantung dari kenaikan harga di Surabaya. "Jika harga gula dinaikkan di Surabaya, maka mau tidak mau kita juga naikkan. Jadi ini tergantung di Surabaya," ujarnya.
(umi/)