Rapat koordinasi yang dipimpin Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menjadi ajang unjuk gigi sejumlah gubernur untuk memaparkan keberhasilannya memadamkan titik api pada Selasa 15 September 2015.
Kepala daerah yang hadir Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rach, Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Plt Gubernur Jambi Irman. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan, para kepala daerahnya diwakili oleh Kepala BPBD. Plt Gubernur Kalsel Tarmizi Abdul Karim tidak hadir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar pernyataan itu, Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta Alex menunjukkan buktinya. Andi memang sebelumnya melontarkan pernyataan yang menyebut kabut asap di Riau akibat kiriman dari provinsi tetangga.
Namun terlepas dari aksi sentil-sentilan itu, para gubernur sepakat mati-matian menuntaskan bencana kabut asap dan menghentikan saling menyalahkan.
Berikut kisahnya:
1. Plt Gubernur Riau: Asap Kiriman Tetangga
|
Foto: Chaidir Anwar Tanjung
|
Rasa pusing kepala itu disampaikan Andi saat mengelar jumpa pers di Posko Kebakaran Hutan dan Lahan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Jumat (4/9/2015).
Menurut Andi, kondisi asap kian parah di Riau tidak terlepas dari kiriman asap di Sumsel dan Jambi. Ini mengingat arah angin yang mengarah ke Riau. "Asap tambah pekat juga karena kiriman dari provinsi tetangga. Kita juga minta sama-samalah serius menanggulanginya," kata Andi.
Masih menurut Andi, akibat asap ini dia juga sempat tertahan di Bandara Soekarno Hatta kemarin. Pesawat yang mestinya sudah berangkat pukul 08.00 WIB, harus tertunda sampai sore hari. "Kemarin juga pesawat saya delay karena kabut asap," katanya.
2. Gubernur Alex: Palembang Aman-aman
|
Foto: Ray Jordan
|
Hal ini disampaikan Alex dalam rapat koordinasi bencana kabut asap di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang digelar di Ruang Utama Gedung Manggala Wanabakti, Kantor Kementerian LHK, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
"Tunjukin ke kamilah," timpalΒ Arsyadjuliandi yang pada Senin kemarin menyatakan daerahnya darurat polusi udara karena kebagian asap dari provinsi tetangga.
Alex meminta setiap wilayah fokus untuk memadamkan api di kawasan masing-masing. "Jadi janganlah kita saling salah-menyalahkan, kita padamkan sendiri-sendiri, jadi mohon maaaf kalau asapnya nyeberang ke sana," kata Alex.
Ia tidak setuju jika Sumsel disebut sebagai penyumbang asap untuk wilayah tetangganya. "Kalau dikatakan Sumsel penyumbang asap terbesar, tidak juga. Wilayah yang paling banyak dari selatan kalau angin berhembus ke selatan, kenapa Palembang aman-aman saja. Airport kami tidak pernah tutup. ISPU kami memang tidak sehat, tapi ISPA 2,1 persen. Jadi tidak signifikan," jelas Alex.
"Dan tadi pagi rasanya sudah pulih airport kami, justru pas mau mendarat di Cengakareng yang banyak asapnya. Mudah-mudahan dalam waktu 1 minggu Sumsel bebas dari bencana asap," tambah Alex.
3. Status Darurat dan Penanganan
|
Foto: Chaidir Anwar Tanjung
|
Andi telah menetapkan status Darurat Pencemaran Udara akibat kondisi asap yang semakin tak terkendali. Penetapan ini diputuskan setelah polusi udara belakangan ini bertahan di 300pm dengan status berbahaya. Ia mengajak segenap pihak sama-sama serius menangani kabut asap.
Demikian pula dengan GubernurΒ Alex Noerdin menyebut awalnya ada 370 titip api di Sumsel. Namun dalam waktu singkat, pihaknya telah memadamkan lebih dari separuhnya. "Kemarin saya hajar semua bupati dan wali kota. Dan pagi ini tinggal dua kabupaten saja yang ada titik api, jumlahnya tinggal 51 hotspot, yaitu 7 di Banyuasin dan 44 di Ogan Komering Ilir," ujar Alex.
Alex meminta setiap wilayah fokus untuk memadamkan api di kawasan masing-masing. "Jadi janganlah kita saling salah-menyalahkan, kita padamkan sendiri-sendiri, jadi mohon maaaf kalau asapnya nyeberang ke sana," kata Alex.
Halaman 2 dari 4











































