Sejumlah elite yang menggagas Munaslub antara lain Waketum Golkar hasil Munas Ancol Yorrys Raweyai, Waketum Golkar hasil Munas Bali Nurdin Halid, dan para elite Golkar yang tergabung di 10 tim penjaringan calon kepala daerah.
Namun sesepuh Golkar Akbar Tandjung mempertanyakan mekanisme apa yang bakal ditempuh. Sial-sial malah elite Golkar itu hanya memecah Golkar jadi tiga bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Golkar sudah terbelah sampai tingkat I sampai tingkat II. Itulah yang saya prihatin," kata Ketua Wantim Golkar hasil Munas Bali, Akbar Tandjung, kepada detikcom, Rabu (16/9/2015).
Akbar menyesalkan Agung Laksono dan Aburizal Bakrie tak menerima usulnya menggelar Munaslub di awal 2015 silam. Kedua kubu memutuskan menyelesaikan sengketa lewat jalur hukum, jalur hukum masih panjang sementara Golkar semakin terpuruk dalam kehancuran.
Pada saat partai lain fokus mempersiapkan Pilkada serentak, Golkar masih kocar-kacir. "Golkar walau ikut Pilkada 2015 tapi statusnya ada yang sebagai pengusung, pendukung, atau bahkan tidak ikut sama sekali," keluh Akbar.
Memang islah parsial yang digagas Wapres Jusuf Kalla bisa mengantar Golkar ke panggung Pilkada. Namun demikian bagi Akbar itu tidaklah menyelesaikan persoalan.
"Ini tidak ada jaminan konflik selesai di pilkada, sampai apa yang terjadi sekarang ini terpecah belah. Itulah yang membuat saya prihatin," pungkasnya.
Lalu apakah kader muda Golkar yang menggagas Munaslub bakal menyelamatkan Golkar atau justru membuat Golkar pecah jadi 3?
(van/try)











































