Usai salat, masih dari atas sajadah, tangan para jemaah menengadah ke langit. Dipimpin Dr Dasman Yahya dari MUI, mereka mengucap doa agar hujan segera turun, mengusir asap dari Bumi Lancang Kuning.
Bait-bait doa terucap diiringi isak tangis. Air mata jemaah pun menetas di atas alas salat."Sehubungan dengan musibah kabut asap dan kemarau panjang sehingga kita menggelar salat istisqa," kata Ketua MUI Riau Nazir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ironinya, datangnya kabut asap bukan tanpa disengaja. Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan kuat dugaan hutan dan lahan di Sumatera sengaja dibakar.
Polisi telah menyelidiki kebakaran hutan di Riau dan beberapa wilayah di Sumatera. "Ada indikasi kesengajaan (dibakar)," jelas Badrodin di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Senin (7/9/2015).
![]() Foto: Reuters |
Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono menguatkan temuan polisi. Dia menyebut kabut asap dipicu oleh terbakarnya hutan karena ulah manusia. "Saya telah mengkaji, 70% itu dibakar. Jangan ada dusta di antara kita," kata SBY dalam pidato perkuliahan Presedential Lecture di Lemhannas, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (8/9/2015).
Kepolisian Negara Republik Indonesia memproses 68 perkara pembakaran dan kebakaran yang menyebabkan asap di 5 provinsi di Indonesia. Sedikitnya 107 pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka kebakaran atau pembakaran hutan.
Juru bicara Polri Kombes Suharsono menjelaskan, dari 68 perkara itu terbagi di 5 Polda yang wilayahnya menjadi titik kebakaran. Rinciannya, di Polda Riau 13 perkara, Polda Sumatera Selatan 16 perkara, Polda Kalimantan Tengah 28 perkara, Polda Kalimantan Barat 6 perkara, dan Polda Jambi 5 perkara.
"Kemudian untuk tersangka sudah ditetapkan ada 107 orang. Sudah dinyatakan lengkap penyidikannya ada 21 perkara yaitu dari Riau," kata Kabag Penum Polri Kombes Suharsono di kantornya, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/9/2015) kemarin.
Ketua MUI Riau Nazir mengatakan bahwa asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan merupakan ulah manusia. Perbuatan mereka yang melakukan pembakaran lahan di mata Islam merupakan perbuatan mungkar.
"Perbuatan mereka (pembakar lahan) sudah menyengsarakan manusia yang sulit bernapas. Tak cuma manusia, sesungguhnya makhluk ciptaan Allah SWT lainnya, yakni binatang sama-sama merasakan hal yang sama. Karena anatomi manusia dan binatang itu sama," kata Nazir saat berbincang dengan detikcom, Selasa (15/9/2015).
Karena itu, MUI Riau mengajak semua komponen masyarakat, termasuk pejabat baik pusat dan daerah, khususnya pelaku pembakaran hutan bertobat. "Allah SWT dalam Alquran sudah tegas disebutkan, janganlah kamu berbuat kebinasaan di muka bumi. Karena sesungguhnya nanti kita sendiri yang akan merasakan kebinasaan itu. Nah sekarang inilah buktinya, kebakaran lahan yang berimbas pada asap berdampak buruk bagi kesehatan kita sendiri," kata Nazir.
Akankah tetesan air mata warga Riau bisa mengetuk hati pelaku pembakaran hutan?
(erd/nrl)













































