Kisah Ali Wardhana, Pernah Menolak Jadi Menkeu dan Religius di Usia Senja

Kisah Ali Wardhana, Pernah Menolak Jadi Menkeu dan Religius di Usia Senja

Salmah Muslimah - detikNews
Selasa, 15 Sep 2015 14:11 WIB
Foto: Repro/ Buku Tribute to Ali Wardhana
Jakarta - Ali Wardhana telah pergi meninggalkan kita dengan kenangan manis. Di masa muda, kejeniusannya membuat Presiden Soeharto mempercayainya menjadi menteri keuangan selama 15 tahun dan menko ekuin selama 5 tahun. Bahkan dia dijuluki maestro dan arsitek ekonomi Indonesia.

Dalam buku berbahasa Inggris berjudul "A Tribute to Ali Wardhana, Indonesia's Longest Serving Finance Minister: From His Writing and His Colleagues" terbitan Kompas yang dirilis untuk memperingati HUT ke-87 Ali Wardhana pada Juni 2015, di bagian pengantar yang ditulis oleh Mari Elka Pengestu ada satu cerita saat Presiden Soeharto memanggil Ali dan memintanya untuk menjadi menteri keuangan.

"Ketika kabinet pertama Soeharto dibentuk, Pak Harto memanggil saya untuk menjadi Menteri Keuangan. Saya segera datang menghadap dan bilang kalau saya tidak bisa menjadi Menteri Keuangan. Pak Harto melihat ke saya dan bilang "Kamu pikir saya mau jadi presiden? Saya belum pernah menjadi presiden. Kamu belum pernah menjadi Menteri Keuangan. Jadi jangan khawatir, kita belajar bersama," kata Ali seperti yang dituliskan Mari Elka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rapat kabinet dengan Presiden Soeharto 7 May 1986 (Foto: Repro/ Buku Tribute to Ali Wardhana)


Ternyata keraguan Ali itu terbantahkan. "Pak Ali bukan hanya belajar menjadi menteri keuangan, dia bahkan dinobatkan menjadi Menteri Keuangan terlama dalam sejarah Indonesia karena pengetahuannya yang luas di bidang ekonomi, 15 tahun lamanya. Dia juga pernah menjabat sebagai Menko Ekonomi, Industri, dan Pengawasan Pembangunan selama 5 tahun. Setelah beliau tak lagi menjabat menteri, beliau menjadi penasihat bagi pemerintah dan nasihat serta sarannya selalu seputar ekonomi makro, kebijakan moneter, pembangunan sektor ekonomi, reformasi dan di saat pemerintahan dalam masa krisis dan sulit," beber Mari di buku terbitan Kompas tersebut.

"Beliau mengabdi di sebagian besar waktu-waktu paling krusial selama dua dekade untuk membangun Indonesia, dimulai dengan di awal-awal tahun pemerintahan Orde Baru dengan menurunkan hiperinflasi, menstabilkan ekonomi, mendapatkan kepercayaan kembali, dan membangkitkan kembali ekonomi," ungkap Mari.

"Di bawah kepemimpinannya perekonomian Indonesia makmur dan berhasil melawati permasalahan-permasalahan yang ada," kata Mari Elka.

Rapat dengan Seskab Sudharmono, Gubernur BI Arifin Siregar dan Presiden Soeharto (Foto: Repro/ Buku Tribute to Ali Wardhana)


Ali lahir di Solo 6 Mei 1928. Dia menikah dengan Rendasih Ali Wardhana binti Sulaeman Sukantabrata atau Renny dan dikaruniai empat orang anak. Istri Ali sudah pergi lebih dulu menghadap Illahi pada 8 September 2000 di Jakarta.

Ali Wardhana dan keluarga (Foto: Repro/ Buku Tribute to Ali Wardhana)


Di usia tuanya, Ali lebih religius. Hal itu diungkapkan Presiden ke-3 BJ Habibie saat melayat Ali Wardhana tadi malam. Habibie mengenang sosok Ali sebagai seorang yang profesional dan berdedikasi tinggi bagi bangsa Indonesia.

"Saya sebagai adik 8 tahun lebih muda dari beliau, beliau merupakan menteri yang muda sekali. Bahkan sempat disangka mahasiswa oleh menteri dari Jepang pada saat Indonesia sedang dalam keadaan susah, tetapi dipimpin oleh anak muda dan itu hal yang indah," kisah Habibie di Kompleks Patra Kuningan Blok XV, Jakarta Selatan, Senin (14/9/2015) malam.

Habibie mengatakan sering bertemu Ali di masjid dekat rumahnya di Jl Patra Kuningan setiap salat Jumat. Di mata Habibie, Ali di masa tua sangat religius, lengkap dengan jenggot putihnya yang dia pelihara.

"Saya salat selalu di masjid sini, kadang-kadang salat Jumat suka ketemu beliau, kayak kiai dia dengan jenggotnya. Saya sangat sayang beliau dan beliau juga sayang dengan saya," kenangnya.

Ali Wardhana dari masa ke masa (Foto: Repro/ Buku Tribute to Ali Wardhana)

dok Kemenkeu
(slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads