"Identifikasi sesuatu yang sangat penting bahwa sesuatu itu tepat dan valid. Identifikasi dengan gelang dan idnetitas lain belum pada tataran DNA. Ini akan jadi perhatian kita sehingga pengalaman ini menjadi dasar," tutur Kepala Pusat Kesehatan Kemenkes Fidiansyah, Senin (15/9/2015).
Menurut Fidiansyah, pPihak Arab Saudi tidak mau gegabah dengan melakukan identifikasi berdasar data yang lemah. Jika jenazah secara fisik tidak dikenali maka mereka butuh data yang sahih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan kerja sama dengan para ahli gigi sehingga identifikasi dasar gigi menjadi lebih mudah dibandingkan dasar DNA," kata Fidi.
Untuk jemaah korban insiden crane, Fidi mengatakan saat ini pihaknya masih bekerja sama dengan pakar forensik di tanah air untuk memudahkan proses identifikasi. Hal ini ke depannya akan dijadikan patokan perbaikan layanan jemaah haji di masa yang akan datang.
"Sangat mungkin buat petik hikmah, di saat yang tidak kita prediksi, musibah, pendataan hal yang vital. Soalnya di sini tidak punya data dasarnya," tuturnya.
Beberapa jemaah masih dilaporkan hilang setelah kejadian insiden crane pada tanggal 11 September 2015 sore. Ada kemungkinan besar jasad sukar dikenali sehingga butuh pembuktian DNA, gigi, atau sidik jari. (gah/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini