Terbukti, pria kelahiran Solo 6 Mei 1928 ini pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan selama 15 tahun dan Menteri Ekonomi, Industri dan Pengawasan Pembangunan (Menko Ekuin) selama 5 tahun. Ali pun dinobatkan menjadi Menteri Keuangan terlama sepanjang sejarah Indonesia.
Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (15/9/2015) Ali merupakan menteri termuda yang duduk dalam kabinet pemerintahan era Soeharto. Meski demikian, tangan dingin dan kejeniusannya diakui hingga ke lembaga internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu keputusan ini diambil agar menjaga neraca pembayaran karena harga minyak mentah dunia merosot dari 28 dollar AS per barrel menjadi 25 dollar AS per barrel. Sementara, harga komoditas pertanian di Indoneisa semasa itu sangat rendah di pasaran dunia.
Pada tahun 1966, inflasi yang dialami Indonesia mencapai 650 persen. Sedangkan pada 1967 laju inflasi mengalami penurunan hingga 112 persen, begitu juga dengan selanjutnya hingga tahun 1969 yang mencapai 10 persen.
Menkeu terkemuka ini juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama 10 tahun (1967-1978). Ali sendiri menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi UI (1958), kemudian melanjutkan studinya ke University of Califoria di Berkeley pada 1961.
Selanjutnya pada tahun 1962, Ali berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya di University of California. Dia juga terpilih sebagai Ketua Board of Governors Bank Indonesia dan Dana Moneeter Internasional untuk periode 1971-1072.
Kepiawaiannya dalam menjaga stabilitas negara, juga sempat dipuji berbagai pihak. Salah satunya Presiden ke-3 BJ Habibie. "Dia seorang yang professional dan berdedikasi tinggi bagi bangsa Indonesia. Dia tidak membedakan ras ordo karena beliau professional, saya sebagai adik 8 tahun lebih muda dari beliau, beliau merupakan menteri yang muda sekali. Bahkan sempat disangka mahasiswa oleh menteri dari Jepang pada saat Indonesia sedang dalam keadaan susah tetapi dipimpin oleh anak muda dan itu hal yang indah," kisah Habibie di Kompleks Patrajasa Blok XV, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (14/9/2015) malam.
Habibie menyebut dirinya kerap bertemu dengan Ali di masjid dekat rumahnya setiap salat Jumat. Dia menilai sosok Ali di masa tua sangat religius, terlebih dengan penampilan berjenggot putih.
"Saya salat selalu di masjid sini, kadang-kadang salat Jumat suka ketemu beliau, kayak kyai dia dengan jenggotnya. Saya sangat sayang beliau dan beliau juga sayang dengan saya," terangnya. (rvk/rvk)











































