Penyelundupan narkoba jaringan internasional ini memakai modus memasukkan barang tersebut ke dalam mesin motor hingga cartridge printer yang dikirim menggunakan kontainer. 15 Orang diringkus dalam operasi ini, mereka terdiri dari 11 WNI dan 4 WNA yang terdiri dari 1 warga Jamaika ber-KTP Yogyakarta dan 3 WNA asal Nigeria. BNN juga masih menelusuri para kurir dari jaringan ini.
"Penyelundupan yang mereka lakukan itu tanpa orang tapi dilakukan melalui kontainer, nah ini kan hanya barang, tersangkanya tidak ada. Percuma kalau barangnya ada tapi tidak ada tersangkanya, maka tim BNN bekerja ke seluruh Nusantara menelusuri jaringannya contohnya ada yang tertangkap di Yogya," tutur Deputi Pemberantasan BNN Deddy Fauzi L Hakim di Auditorium Sabang kantor Pusat Bea dan Cukai di Jl Ahmad Yani, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (14/09).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Heru kurir wanita tersebut mendapat fasilitas dan dimanjakan dengan upah per transaksi yang bisa mencapai Rp 20-30 juta, dan belum biaya bulanan, seperti untuk biaya apartemen mereka.
Rekrutmen wanita-wanita ini dilakukan oleh warga asing dengan tidak mengenal batas tempat. "Yang jelas karena Jakarta itu ibukota maka paling banyak dilakukan di sini, tapi ada juga yang dilakukan di Cianjur ada Ciamis ada Yogya ada bahkan bukan di Indonesia saja. Ada juga di Ghuangzou, Filipina, dan negara lain," ujarnya.
Selain 15 orang itu, BNN dan polisi masih memburu para kurir yang terlibat dan jaringan narkoba China ini.
"Sekarang masih ada yang harus kita kejar,Β cuma yang masih dalam pengejaran juga masih ada yang harus dilakukan," ujar Heru.
(slm/nrl)











































