Jika menyusuri wilayah Kecamatan Leihitu, sebuah Pohon Palaka tua akan sangat menyita perhatian. Tepat berada di pinggir jalan, batangnya yang besar terlihat cukup mencolok.
detikcom berkesempatan untuk singgah melihat Pohon Palaka yang berada di Desa Hitu tersebut, Sabtu (12/9/2015). Pohon itu tampak sangat menakjubkan saat dilihat dari dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat sejumlah rongga di batang bagian bawah dengan jarak yang lebar-lebar. Manusia pun bisa masuk ke celah-celah tersebut. Meski di kanan kirinya juga berdiri pepohonan, Pohon Palaka tua ini punya daya tarik tersendiri.
"Pohon Palaka dari saya masih kecil-kecil sudah ada. Itu peninggalan nenek moyang. Usianya sudah ratusan tahun. Semua orang sini tahu pohon itu," ujar seorang warga setempat, Ahmad Pelu (65) saat berbincang dengan detikcom.
Menurut Ahmad, meski Ambon termasuk wilayah hijau yang banyak ditumbuhi tanaman, tidak ada lagi pohon seperti Pohon Palaka tersebut. Sebelumnya sempat ada 1 pohon serupa namun sudah rubuh.
"Sekarang tidak ada lagi yang seperti itu.Β Dulu ada 2 yang ratusan tahun, di sini sama di (wilayah) Natsepa. Saya sering lihat Palaka itu tapi rubuh. Yang di Natsepa posisinya di tengah jalan," kata Ahmad.
![]() |
Warga setempat pun sangat menghargai warisan nenek moyang berupa Pohon Palaka itu. Selain dianggap sebagai sumber kehidupan, warga masih percaya dengan mitos atau kepercayaan yang sudah ada secara turun menurun.
"Nggak berani nebang karena kata orang adat banyak yang nunggu. Kami sebutnya Orang Darat. Tapi pohon ini sudah ada sejak dulu, tidak mati-mati. Beri kebaikan untuk kami," tutur Ahmad.
Seorang Ketua Adat setempat, Arifin Tomu (62) mengatakan, stok air warga yang selalu tersedia dari alam, ada hubungannya dengan keberadaan Pohon Palaka. Untuk itu warga setempat tidak pernah ada yang berniat untuk merusaknya.
"Kalau ada kegiatan, mau ada hajat misalnya, warga kasih sesajen di bawah pohon. Pohon yang jaga air di sini," jelas Arifin pada kesempatan yang sama.
Secara ilmiah, masih belum diketahui berapa usia pas pohon ini. Diameter pohon pun juga belum bisa dipastikan. Namun saat diukur secara manual, batang pohon paling bawah setara dengan 31 orang lelaki yang berdiri mengitar dengan posisi tangan terentang.
Pohon tua ini ternyata menarik perhatian Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo yang memang dikenal sebagai jenderal dengan sifat kepedulian lingkungannya. Kini Kodam Pattimura turut melakukan pengawasan terhadap pohon tersebut.
"Jadi waktu itu Panglima (Doni) sedang lewat daerah sini. Tiba-tiba beliau meminta berhenti saat lihat Pohon Palaka ini. Mungkin karena naluri kepohonannya tinggi ya jadi beliau tahu ini pohon langka," cerita Kapendam Pattimura Kolonel Hasyim yang juga berada di lokasi.
Kemudian Doni disebut Hasyim lalu mencari tahu mengenai pohon tersebut dengan bertanya-tanya kepada warga. Pohon langka seperti itu memang seharusnya dijaga dan dirawat agar tidak punah serta terus lestari.
"Tapi Kodam Pattimura juga menghargai keinginan warga, meski hanya beberapa orang, untuk menjaga kearifan lokal masyarakat setempat," tutup Hasyim.
(elz/fdn)