Membawa keranjang buahnya yang kecil, Abdurahman Lewenusa menjajakan manggis di sekeliling Pasar Pasar Binaya, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah. Di balik sorot matanya yang sayu, Abdul memiliki pengharapan besar untuk ketujuh anaknya.
"Saya mau semua anak saya sekolah dan berhasil. Masih ada 4 yang masih sekolah, 2 masih SD. Saya mau semuanya bisa kuliah," ujar Abdul saat ditemui detikcom di Pasar Binaya yang berada di Pulau Seram, Maluku itu, Kamis (10/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berbincang, tampak mata Abdul berkaca-kaca. Ia menyampaikan keinginannya untuk bisa membuat anaknya menjadi orang yang sukses agar mereka bisa melebih orangtuanya yang hanya bisa menjadi pedagang buah keliling.
"Saya jual buah-buahan apa saja. Beli dari pemasok. Tapi modalnya cuma dikit, omzet juga kecil. Harapan saya supaya kasih sekolah anak-anak, supaya mereka bisa kuliah," katanya sambil menangis.
Abdul semakin menangis tersedu-sedu kala teringat anak ketiganya, Namalan Lewenusa, yang ingin masuk tentara. Anak lelaki satu-satunya Abdul kini masih menganggur setelah lulus SMA beberapa waktu lalu.
"Dia ingin jadi tentara, tapi bapak nggak punya uang. Ingin sekali anak saya jadi tentara. Orangtua saya dulu veteran," cerita Abdul sambil menangis tersedu-sedu. Sesekali terlihat mulutnya gemetar saat ia berusaha menahan laju deras air matanya.
Abdul dan sang anak tampaknya kekurangan informasi mengenai program tes masuk TNI yang tidak dipungut biaya. Saat diberi tahu, Abdul mengaku, bahkan untuk sekadar pengeluaran ongkos dan persiapan sang anak jadi tentara, ia tak sanggup membiayai.
"Selama ini kekurangan, tidak bisa kerja cari uang. Untuk ongkos tak ada. Ingin saya lihat anak kerja di kantor atau jadi tentara agar bisa membanggakan orangtua," ucap pria yang sempat bertani rempah-rempah namun gagal.
Pada hari itu, Abdul merupakan salah satu warga Masohi yang mendapat dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia. Ada warga yang mendapat KUR senilai Rp 20 juta, Rp 15 juta, sementara Abdul mendapat Rp 7,5 juta. Dana pinjaman itu ingin digunakan Abdul sebagai modal untuk membeli lebih banyak dagangan.
"Dana untuk beli buah-buahan untuk jual lagi di pasar. Jadi lebih banyak supaya untung lebih besar. Mungkin bisa bantu anak mau jadi apa dia," tukasnya.
Direktur Utama PT BRI Asmawi Syam hadir dan memberikan langsung bantuan KUR tersebut. Ada 5 orang yang mendapat dana KUR di Masohi itu. Asmawi pun datang ke Masohi sekaligus dalam rangka seremonial peletakkan batu pertama untuk kantor Cabang BRI baru di Masohi.
"Kami membantu pengusaha kecil, mereka yang memiliki usaha tapi nggak punya jaminan, kita bantu ini, yang penting ada bukti dia punya usaha. Bunganya hanya 12 persen pertahun karena nanti disubsidi pemerintah," terang Asmawi dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua yang juga hadir dalam pemberian dana KUR ini mengapreasiasi bantuan yang diberikan BRI. Apalagi wirausaha kecil di daerahnya sebenarnya memiliki potensi besar namun terkendala karena modal.
"Semoga jumlah bantuan KUR yang signifikan ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Mereka punya potensi besar, termasuk nelayan tapi sangat kekuarangan dalam hal sarana prasarana," kata Tuasikal dalam acara.
Dana KUR mikro dari BRI ini memang bertujuan untuk masyarakat kecil yang kekurangan. Contohnya seperti Abdul yang ingin menguliahkan anak-anaknya, termasuk mengantarkan sang anak ketiga untuk menjadi tentara.
Mendengar mengenai cerita Abdul, Kapendam Pattimura Kolonel Hasyim mengatakan TNI melalui koramil sebenarnya memberikan pembinaan bagi masyarakat yang ingin masuk menjadi anggota TNI. Hanya saya tentunya warga juga diharapkan memperhatikan syarat-syarat mengikuti seleksi sebab ada banyak hal yang menjadi pertimbangan.
"Persyaratan awal itu administrasi. Berkelakuan baik, dilihat dari NEM-nya juga karena berpengaruh. Kemudian persyaratan dasarnya, belum menikah, sehat fisik dan jasmani. Nggak boleh buta warna, atau ada penyakit bawaan," terang Hasyim Ambon, Jumat (11/9).
Jika sekiranya anak Abdul bisa memenuhi persyaratan itu, Hasyim mengatakan sang anak bisa meminta bantuan pembinaan dari Babinsa setempat agar siap ketika mengikuti tes seleksi. Kemudian sambil belajar karena saat seleksi juga ada tes akademik dan psikotest.
"Jadi babinsa apalagi di pulau-pulau terdepan berperan dalam pembinaan. Masyarakat boleh minta bimbingan kepada Koramil setempat gratis. Kalau dia berprestasi itu lebih bagus," tutup Hasyim. (elz/mok)