Hari ke-15 adalah hari yang menentukan bagi detikcom. Pukul 04.00 WIT tim jurnalis yang terdiri dari detikTravel dan Sulung Prasetyo dari Sinar Harapan sudah siap untuk melakukan 'summit attack'. Kami dipandu oleh Hendricus Mutter dan Adeshir Yaftebbi.
Sehari sebelumnya, tim pendaki sudah ada yang ke Puncak Carstensz lebih dulu. Mereka adalah Bambang Suprayogi dan Lalu Delen yang mewakili Palasma (Pecinta Alam SMA Negeri 1 Mataram), Ali Rahman dari Mapala UI dan Ericks Rachmat serta Arga Nugraha perwakilan Yayasan Somatua sudah ke Puncak Carstensz.
![]() |
Demikian pengalaman yang membuncah saat Puncak Cartensz ditaklukan. Sebelumnya belasan hari yang lewat tim mesti berjalan melintasi medan yang berat. Sejuta pengalaman didapat, satu persatu akan dituturkan seperti dikutip dari seri perjalanan wartawan detikcom Afif Farhan yang sudah dimuat di detiktravel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari ke-14 pendakian Carstensz tanggal 28 Agustus 2015, sebagian tim termasuk detikcom masih dalam proses pemulihan menjelang pendakian ke puncak Carstensz. Kami mengisi hari dengan menikmati pemandangan aneka danau indah di Basecamp Lembah Danau-danau.
Ketika melintasi beberapa danau tersebut, kami melihat ada satu dua bebek yang berenang-renang di perairannya. Mungkin tidak aneh, bebek memang biasa ada di danau bukan? Tapi tunggu, danau yang kami lewati ini tingginya di atas 4.000 mdpl lho!
Warna bebeknya hitam dan bermoncong kuning dengan rupa yang telrihat cantik. Pertanyaan saya, mengapa ada bebek di ketinggian setinggi ini? Apa yang mereka makan dan apakah mereka memang habitatnya di sana?
"Bebek itu sejenis belibis yang bermigrasi, namun belum jelas asalnya. Diperkirakan, mungkin dari Australia," ujar Rini Indyastuti, perwakilan dari Yayasan Somatua sekaligus pernah menjabat sebagai dosen biologi di Universitas Duta Wacana dalam penjelasan kepada detikTravel usai pendakian di Timika.
Menurut Rini, bebek tersebut habitatnya memang bukan di danau di dekat Basecamp Danau-danau. Biasanya akhir bulan dari Oktober sampai Februari, danau di sana akan dipenuhi banyak bebek yang ternyata menjadi pertanda alam.
"Kalau sudah ada banyak bebek di sana, artinya akan hujan salju. Itu sudah menjadi fenomena yang terjadi tiap tahun," ujar Rini.
Saat itulah, para pekerja tambang di dekatnya akan turun beramai-ramai ke danau dan bermain salju. Bebatuan yang hitam pun akan tertutup salju yang putih.
Sayang, saat itu saya hanya menemukan satu dan dua bebek saja. Artinya, hujan salju belumlah turun. Tak mengapa, melihat bebek-bebek di ketinggian 4.000 mdpl saja, sudah bikin kami takjub.
(aff/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini