Rabu (10/9) kemarin, kantor DPP PDIP di Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, didemo sekelompok orang yang menuntut Puan mundur dari DPR. Para pendemo lalu diterima oleh Ketua DPP PDIP Andreas Parreira. Kepada para pendemo, Andreas menjelaskan ada sengketa internal antarcaleg PDIP di dapil Jateng V. Hal itulah yang membuat PDIP belum bisa memutuskan pengganti Puan selama 11 bulan ini.
"Memang yang menyangkut PAW Ibu Puan ini ada persoalan internal. Jadi ada sengketa tiga pihak internal yang dalam waktu dekat akan selesaikan," kata Andreas kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andreas menjelaskan, di daerah pemilihan Jawa Tengah V, PDIP berhasil mendapat jatah 3 kursi, yang diisi oleh Puan Maharani, Aria Bima dan Rahmad Handoyo. Nah, nama terakhir digugat kemenangannya oleh Darmawan Prasodjo. Dalam proses gugatan tersebut, Rahmad dipecat oleh PDIP. Namun, ternyata, Darmawan yang harusnya menggantikan Rahmad masuk Istana, diangkat menjadi Deputi I Staf Kepresidenan. Sehingga satu kursi PDIP itu belum terisi.
Dikonfirmasi soal sengketa tersebut, Darmawan membantah. Pria yang saat ini sedang berada di Washington, AS, itu berulang-ulang menegaskan dirinya tak bersengketa dengan Rahmad.
"Tidak ada sengketa antara saya dan Mas Rahmad Handoyo. Saya dengan Mas Rahmad hubungan baik baik saja. Saya ketemu beliau sebagai kawan juga baik," ujar Darmawan saat dihubungi, Kamis (10/9/2015) pukul 10.42 WIB.
Darmawan juga menegaskan jatah kursi pengganti Puan tak terkait dengan dirinya. "Mas Rahmad kan sudah di DPR, Mas. Sedangkan PAW Mbak Puan kan nomor perolehan suara setelah itu," ujarnya.
Lalu bagaimana dengan penjelasan DPP PDIP soal sengketa yang menghambat pergantian Puan?
"Kalau masih ada pertimbangan lain seperti itu mungkin saja. Itu domain pimpinan partai. Tetapi saya dengan Mas Rahmad baik baik saja," pungkas Darmawan.
(tor/van)











































