Inilah salah satu isi sambutan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang hadir di Forum Ilmiah dan Seminar Internasional Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Rabu (9/9/2015) seperti tertulis dalam keterangannya.
"Saya ingin menegaskan bahwa pendidikan harus dapat dinikmati secara merata bagi seluruh anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir hingga Pulau Rote. Inilah salah satu tekad kita bersama agar tak satu pun anak Indonesia yang tidak masuk sekolah. Pendidikan bukanlah untuk pencitraan," kata Puan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak pengalaman di negara lain dengan memajukan pendidikan karakter bangsa, maka bangsa tersebut akan menjadi lebih maju dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Itulah sebabnya kita harus memperkuat pembangunan karakter bangsa. Nawa Cita sebagai sendi kebijakan pemerintahan sekarang sangat menekankan pada perbaikan karakter bangsa, yang lebih dikenal dengan Revolusi Mental," papar Puan.
Menurut Puan, saat ini angka anak usia sekolah yang putus sekolah karena alasan ekonomi atau geografis atau budaya masih tinggi. Belum lagi status tingkat pendidikan tenaga kerja. Pada tahun 2013, sebanyak 50 persen tenaga kerja hanya berpendidikan SD ke bawah atau 70 persen tenaga kerja berpendidikan setingkat SMP ke bawah atau sekitar 90 persen tenaga kerja hanya berpendidikan setingkat SMA ke bawah.
Harapannya, para pendidik menjadi bagian utama untuk mencapai pembangunan manusia seutuhnya.Bangsa Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Finlandia berhasil bangkit setelah Perang Dunia II karena sejak awal kemerdekaan memperkuat pembangunan pendidikan dan karakter anak bangsanya. (mok/fdn)