Mayang yang tercatat sebagai mahasiswi semester 5 di sebuah perguruan tinggi di Jakarta itu sehari-hari bekerja sebagai petugas administrasi di rumah pemotongan hewan milik Haji Doni. Menjelang Idul Adha, dia diperbantukan di tempat penjualan sapi kurban sebagai SPG.
Mayang Mega Nanda (foto: Edward/detikcom) |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami samperin pelanggannya terus ditanya mau nyari sapi aja. Kalau di sinikan kami melayaninya pakai tablet begitu, kalau ada pelanggan yang nanya mau sapi yang mana nanti kami tinggal masukin tagging nomor sapinya yang di telinga, nanti keluar spesifikasinya deh," kata Mayang saat berbincang dengan detikcom, Selasa (8/9/2015).
Mayang sangat hafal ketika menjelaskan soal jenis sapi yang dijual di kandang Haji Doni. "Di sini ada sapi middle, sapi middle up, sapi premium terakhir, sapi eksekutif," kata dia.
Menjalani pekerjaan di kandang sapi tentu ada suka dan dukanya. Mayang pun mengalami hal itu. "Pernah, waktu itu lagi menjelaskan ke pelanggan sambil jalan, lagi serius menjelaskan, nginjek kotoran (sapi), biasa saja toh pake sepatu (boots) ini, awalnya sih jijik juga tapi dibuat biasa saja karena harus jaga image ke customer," kata Mayang.
Setelah seharian berada di kandang sapi, Mayang tentu harus membersihkan diri untuk merawat kecantikannya. Namun dia mengaku tak ada perawatan khusus.
"Sepulang kerja, Paling mandi saja keramas, nggak sempat waktunya (perawatan khusus)," kata Mayang.
(erd/tor)












































Mayang Mega Nanda (foto: Edward/detikcom)