Hasil tangkapannya tidak menentu. Kadang mendapatkan satu atau dua kilogram. Namun kadangkala yang didapat kurang dari satu kilogram. Itu pun harus mencari ikan di beberapa sungai.
"Hasilnya menjala ikan di sungai, sekarang tidak menentu. Tidak seperti dulu," ungkap Mbah Pono kepada detikcom, Senin (7/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Urang (udang-red) kali paling banyak ya sekitar 2 keranjang kecil ini yang didapat," kata Mbah Pono yang biasa berjualan di dekat Selokan Mataram, Gejayan, Sleman, Senin (7/9/2015).
Dia mengatakan saat ini kondisi sungai sudah berbeda dengan 30-40 tahun lalu. Dulu mencari ikan di satu sungai saja sudah dapat banyak. Sekarang ini harus mencari 2-3 sungai. Dia mencari ikan kadang di sekitar Sungai Opak daerah Berbah hingga Banguntapan Bantul, sungai-sungai kecil di kawasan Kalasan, Prambanan. Beberapa sungai lainnya termasuk sungai Progo dan sungai-sungai kecil juga sering menjadi tempat mencari ikan.
"Dulu hanya di dekat rumah sudah dapat banyak. Sekarang harus pindah-pindah sampai jauh hingga Progo," kata Mbah Pono yang tinggal di Desa Potorono, Banguntapan, Bantul itu.
![]() |
Saat ini tidak mesti setiap hari mencari ikan di sungai. Dalam satu minggu 3-4 kali saja. Khusus hari Jumat dia memilih tidak mencari ikan dan menjual ikan karena hari yang pendek atau harus menunaikan ibadah salat Jumat.
"Mencarinya siang hingga menjelang malam. Besoknya baru dijual di sini atau di tempat lain," katanya.
Saat menjual hasil tangkapannya, dia menjual 2 keranjang kecil udang sungai, 4 keranjang ikan wader, satu renteng ikan gabus ukuran kecil isi 5 ekor dan satu ekor ikan gabus besar seberat 1 kg. Satu keranjang ikan wader di jual dengan harga Rp 15 ribu. Sedangkan udang sungai dijual dengan harga Rp 20 ribu/keranjang. Satu renteng ikan gabus dijual Rp 40 ribu. Satu ikan gabus besar ditawarkan dengan harga Rp 75 ribu.
"Kalau ikan gabus (kutuk-red) biasanya ada yang pesan untuk obat sakit. Tapi dapatnya susah sekali. Ini untung dapat iwak kutuk," katanya.
Meski anak-anaknya sudah berkeluarga, bekerja dan punya penghasilan, Mbah Pono tetap bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Uang hasil jerih payahnya setiap hari sudah cukup untuk hidup bersama keluarganya.
"Dapat berapa saja ya disyukuri. Yang penting saya masih kuat bekerja," pungkas dia. (bgs/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini