Bangun Perumahan Marinir, Menhan Minta Bantuan Program Sejuta Rumah

Bangun Perumahan Marinir, Menhan Minta Bantuan Program Sejuta Rumah

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 07 Sep 2015 17:59 WIB
Bangun Perumahan Marinir, Menhan Minta Bantuan Program Sejuta Rumah
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Pasukan di Mako Marinir di Cilandak, Jaksel, akan dipindah ke kompleks pasukan di Marunda, Jakarta Utara. Menhan Ryamizard minta bantuan Menteri PU-Pera untuk pembangunan rumah pasukan.

Saat ini kompleks Mako Pasukan Marinir 2 sedang dalam proses pembangunan di Marunda, Jakarta Utara. Nantinya semua pasukan di bawah Pasmar 2 Jakarta yang ada di Cilandak, termasuk dinas-dinas, akan dipindahkan terpusat di kompleks tersebut.

Hanya satu batalyon yang nantinya masih tetap berada di markas Marinir yang ada di Cilandak, yakni Brigade Infeteri (Brigif). Untuk rumah-rumah prajurit pun nantinya akan dibangun di kompleks Marunda itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perumahan ya kita dukung dari Kemhan, kalau bisa kita minta Menpera yang sejuta rumah. Ya enggak perlu sejutalah, 1.000 rumah bagus juga. Untung-untung dikasih, dengan demikian bisa mencukupi di tampat baru di Marunda in," ujar Ryamizard usai meninjau Yon Taifib 2 di Kompleks Pasmar 2 Marunda, Jakut, Senin (7/9/2015).

Masih belum diketahui bagaimana harapan Ryamizard mengenai kerjasama pembangunan rumah antara Kemen PU-Pera dengan Kemenhan terkait pembangunan rumah prajurit ini. Namun ia mengatakan akan membeli lahan-lahan warga yang berada di sekitar kompleks Marinir di Marunda agar luasnya semakin lebih besar lagi.

"Marinir akan pindah ke sana nanti. Itu saya lihat tadi masih ada rumah-rumah warga (di dekat area latihan), nanti dibeli saja supaya lebih luas. Kalau ada lahan kita beli soalnya sekarang cari tanah susah," kata mantan KSAD itu.

Selama meninjau alutsista dan latihan pasukan Yon Taifib 2, Ryamizard melihat bahwa tanahnya masih bergelombang. Ia pun meminta agar dataran diberi pasir laut sehingga bisa lebih rata.

"Itu kan bekas tambak ikan harus diurug, saya ingin urugnya dari pasir laut saja. Ada 2 kegunaannya, satu laut menjadi dalam, kedua daratan menjadi rata. Ambilnya tidak di dekat-dekat pantai karena itu lumpur," tukas Ryamizard.

Kepada prajurit, jenderal purnawirawan bintang 4 itu mengingatkan untuk selalu semangat berlatih agar semakin profesional. Bahkan Ryamizard sendiri meski sudah purna-tugas sebagai prajurit aktif dan kini menjabat sebagai menteri, ia masih tetap memikirkan latihan perang.

"Omong kosong kita mau profesional tapi enggak berlatih, tiada hari tanpa berlatih untuk itu perlu tempat latihan. Kemhan akan mencari lagi di Kalimantan, lengkap, ada dermaga, tembak roket sampai 100 km. Walaupun saya sudah jadi (menteri) masih berpikir latihan," tegas Ryamizard.

"Dengan latihan jadi profesional, dengan latihan antara pemimpin dan prajurit jadi dekat. Saya dulu, begitu dekatnya dengan prajurit sampai-sampai dulu senior saya bilang pindah aja ke marinir. Kenapa saya bilang? Itu marinir deket sama kamu," sambungnya.

Latihan rutin menurut Ryamizard juga bisa dijadikan sebagai sarana mendekatkan diri antara pimpinan dan pasukan. Ia juga mengingatkan kepada para perwira agar jangan sampai jauh dengan bawahannya.

"Latihan terus, sebagai sarana mendekatkan antara pemimpin dan yang dipimpinan. Jangan sampai kita jauh dari prajurit-prajurit. Prajurit ditepok-tepok aja, dia siap mati kok (untuk pimpinannya). Karena kenapa, saya merasakan itu, selama saya jadi prajurit, saya 14 tahun di daerah operasi ya sama prajurit," Ryamizard mengingatkan.

"Prajurit ya prada, pratu, yang membedakan hanya pangkat, tapi jiwa prajurit itu sama dari jenderal sampai prajurit," tutup mantan Pangkostrad itu. (ear/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads