Hal itu dikatakan putra ke dua Komjen Anang, Rambo Garudo (29) yang kini tinggal bersama neneknya di Jalan Empunala, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Menurutnya, Komjen Anang merupakan sosok ayah yang tegas. Posisinya Anang sebagai perwira tinggi polisi tak lantas membuat bapak 5 anak itu menghendaki putra-putrinya meneruskan jejaknya sebagai anggota Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Rambo tak tahu persis apa alasan ayahnya melarang dia dan saudaranya menjadi anggota polisi. Suami Fitria Dewi ini menduga, resiko keselamatan kerja sebagai anggota polisi menjadi alasan Komjen Anang melarang anak-anaknya mengikuti jejaknya.
"Mungkin karena banyak tantangannya, karena beliau lebih tahu di lapangan," ujarnya.
Menurut Rambo, Komjen Anang lebih memilih mendukung kelima anaknya menjadi dokter daripada menjadi polisi. Benar saja, 3 anak Anang buah pernikahan dengan istri pertamanya, almarhum Ike Yuni Candra Dewi saat ini menekuni pendidikan di bidang kedokteran.
Putra pertama Anang, Suryo Gading saat ini melanjutkan pendidikan S2 kedokterannya di Universitas Udhayana Bali. Rambo sendiri memilih menjadi dokter umum di RS Kamar Medika Kota Mojokerto dan tengah melanjutkan pendidikan S2 kedokteran di Universitas Airlangga Surabaya. Sedangkan adik perempuan Rambo, Tiara Ila Dewi mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Unair Surabaya.
"Yang pertama kakak saya memang diarahkan sama papa menjadi dokter. Kalau saya sendiri mengikuti menjadi dokter karena melihat kakak saya," ujarnya.
Kabar terpilihanya Komjen Anang sebagai Kabareskrim Polri menggantikan Komjen Pol Budi Waseso tentu membuat Rambo senang dan bangga. Dia berharap, ayahnya itu bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
"Harapan saya pribadi, papa bisa amanah, karena Indonesia butuh penyelamatan. Semoga papa bisa berkoordinasi dengan instansi yang lain, apalagi sesama penegak hukum," tandasnya.
Komjen Pol Anang Iskandar merupakan putra ke dua dari enam bersaudara pasangan Raunah dan Suyitno Kamarijaya. Anang lahir di Kota Mojokerto 57 tahun silam. Sejak kecil dia hidup di keluarga yang sederhana.
Ayahnya kala itu hanya seorang tukang cukur rambut yang biasa mangkal di Pasar Tanjung Anyar. Sementara ibunya membuka warung kecil-kecilan di rumahnya. Karir Anang di kepolisian terus melejit sejak lulus dari akademi kepolisian yang saat itu masih Akabri tahun 1982. (dra/dra)