Untuk bisa meminimalisir kecelakaan transportasi udara, penerbang diharuskan untuk berlaku disiplin. Pilot diminta untuk tidak nekat dalam saat membawa penumpang karena perilaku safety menjadi unsur yang tidak boleh ditawar-tawar lagi.
"Tertib, disiplin, sesuai dengan prosedur. Kalau tidak bisa mendarat jangan dipaksakan mendarat. Baik visual maupun instrumen itu untuk safety tapi yang paling penting adalah 3 hal itu," tegas Dirjen Perhubungan Kemenhub, Suprasetyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil audit safety Indonesia dari organisasi internasional ICAO pada tahun 2014 hasilnya berada di bawah passing grade yakni 45,09. Itu disebut Suprasetyo mengalami kemunduran dari tahun sebelumnya.
"Sangat kecil. Saya sedih sekali. Saya dilantik Januari 2015, saya ditanya Menhub kamu siap jadi Dirjen perhubungan udara yang amburadul kayak gini? Tugas saya pertama harus bisa tingkatkan audit safety ICCO paling nggak di batas passing grade yaitu 60 dalam waktu 6 bulan. Alhamdulillah sekarang sudah 71 (nilainya). Sama FAA juga nggak ada tambahan airlines yang dibanned," jelas Suprasetyo.
Dalam wisuda sekolah pilot di bawah naungan Sriwijaya Air tersebut, ada 55 orang yang lulus. Ia pun berharap kepada pilot-pilot muda ini.
"Saya pesan kepada para wisudawan-wisudawati, kalian ujung tombak saya, hasil kerja kalian menentukan hasil kerja saya," katanya.
Kecelakaan pesawat menjadi perhatian penting bagi Kemenhub. Terutama baru-baru ini terjadi kecelakaan pesawat Trigana Air di Papua yang menewaskan seluruh kru dan penumpangnya. Bahkan, kata Suprasetyo, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Muzaffar Ismail akan dipecat oleh Menhub Ignasius Jonan jika selama Muzaffar menjabat terjadi 3 kali kecelakaan pesawat.
"Kata pak Menhub kalau sampai 3 kali terjadi kecelakaan, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara saya bebastugaskan. Sudah ada 2 kecelakaan era beliau. AirAsia dan Trigana," ujar Suprasetyo.
Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Wantimpres Subgyo AS. Menurutnya, zero accident harus menjadi prinsip yang dipegang teguh oleh para pelaku penerbangan Indonesia.
"Prinsipnya pengamanan penerbangan, peralatan, instrumen yang ada itu jangn sampai ada kurangnya. Kalau lengkap semua sudah dilatih dengan baik. Secara teori bisa. Jangan sampai menyesal belakangan," tutur Subayo yang juga hadir dalam acara.
"Sehingga tidak menyalahkan satu dengan lain, disiplin, personel, prosedur. kondisi personel sendiri harus baik. Minimal selamatkan dirinya apalagi membawa penumpang. Zero accident," tutupnya. (ear/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini