"Kami ingin melaporkan hasil Muktamar kami di Jombang dan kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah, sehingga terselenggara dengan baik," ujar Rais Aam Syuriah, KH Ma'ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (3/9/2015).
Selama berbincang dengan JK, PBNU menyampaikan pihaknya terus mensosialisasikan pemahaman keislaman yang disebut Islam Nusantara dan Islam moderat sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kerukunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga kita ingin mengkonsolidasikan organisasi, merevitalisasi sehingga organisasi NU di bawah sampai ke atas itu solid," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirad mengatakan perbincangan dengan JK lebih seputar perkembangan Islam Nusantara dan pembangunan Universitas Nusantara.
"Bukan hanya pengajar, konsepnya dari NU nanti. Kurikulum, konsepnya," terangnya.
Said menekankan istilah Islam Nusantara bukanlah sebuah aliran baru, tapi sebuah citra Islam yang lebih ramah, dan santun. "Bukan islam yang radikal yang keras," kata Said.
Khusus untuk pembangunan Universitas Nusantara, PBNU dan JK membicarakan soal penyediaan lahan sebanyak 50 hektar di wilayah Bogor, Jawa Barat. Di kesempatan itu, PBNU mengaku ditawari JK untuk membantu dalam menggagas ide dan kurukulum.
"Karena kemana lagi kita akan belajar Islam? Yaman? Irak? Suriah? Libia? Afghan? Mau setor nyawa apa? Maka kita harus siap menampung mahasiwa yang ingin belajar Islam di sekitar kita ini," terangnya. (fiq/mok)