Mereka adalah Ridwan Kuasa Samudra Singjaya dan Dina Dessiyani. Ide awal penemuan alat ini adalah saat Ridwan melihat kakaknya kesulitan memanjat pohon kelapa.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan bersama Dina lalu mencari referensi alat pemanjat pohon kelapa yang sudah ada. Kebanyakan alatnya tidak efisien, berat, besar, harus dibuat khusus oleh ahlinya, mahal dan harus bongkar pasang setiap ganti pohon.
"Kalau alat ini murah, praktis, bisa disesuaikan dengan diameter pohonnya dan gampang. Selain itu juga mudah untuk dipindahkan dari satu pohon ke pohon lain," kata Ridwan.
![]() |
Alat ini sistem kerjanya seperti pengungkit pada tutup botol, kalau tutup botol terbuka ke atas, namun alat ini akan tertekan ke bawah. Terkanan berasal dari tubuh pemanjat. Alat panjat ini terbuat dari baja ringan alumunium berbentuk setengah persegi, di alat itu diikat sebuah sepatu untuk pemanjat.
![]() |
"Jadi kalau memanjat pohon kelapa lebih gampang dan bisa disesuaikan dengan diameter pohonnya," kata Ridwan yang merupakan peserta di Lembaga Pengembangan Minat (LPM) Bina Karya Ilmiah, Bogor ini.
Saat pemeran LIPI beberapa waktu lalu, temuan Ridwan dan Dina banyak mendapat perhatian dari pengungjung. Bahkan ada yang menyatakan minatnya terhadap alat ini.
"Mereka banyak yang bilang bagus, ada juga yang nanyain harganya berapa. Saya bilang harganya murah cuma Rp 120 ribu," ucapnya.
(slh/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini