"Ini saja sudah kurang, masak dikurangi, gimana ceritanya?," ujar Menhan Ryamizard Ryacudu di Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha di Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (2/9/2015).
Baca Juga: Ini Kementerian/Lembaga Dengan Jatah Anggaran Terbesar di 2016
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah ada pagunya kalau rencana sudah oke. Kalau resapan berjalan semua pasti akan berjalan dengan bagus," kata Ryamizard.
Keputusan untuk pengurangan anggaran kemiliteran dinilai mantan KSAD ini sebagai langkah yang kurang tepat. Pasalnya saat ini potensi bahaya, seperti konflik Laut China Selatan, juga disebutnya bisa masuk ke Indonesia sehingga memerlukan kekuatan pertahanan yang besar.
"Situasi sekarang kan tidak bagus. Laut China Selatan kan dekat kita, kita harus berjaga-jagalah. Nambah-nambah, daripada kita berdebar-debar terus kan. Walaupun mereka tembak-tembakan kan berdebar-debar juga," tuturnya.
Menhan menambahkan untuk audit alutsista sendiri telah diberikan kepada presiden. Saat ini yang harus dilakukan menurutnya adalah perawatan dari alutsista tersebut.
"Sudah diserahkan nggak ada masalah, yang penting perawatan," ujar jenderal purnawirawan itu.
Ryamizard pun menjelaskan, saat ini pihaknya telah memesan Sukhoi sebanyak 16 buah. Dan ia juga menjelaskan bahwa Indonesia akan membeli peluru untuk amunisi dari Tank Leopard.
"Sudah dianggarkan sebelumnya. Itu akan bertahap, tapi yang itu tadi yang kecil-kecil itu, kita punya Tank Leopard tapi nggak punya peluru itu beli. Kita punya Sukhoi, kita buat bom, itu buat juga," jelasnya.
"Kita sekaligus pesan (pesawat untuk) satu skadron, 16 buah. (Untuk Tank Scorpion) kita kasih ke batalyon yang bukan Kostrad," tutup Ryamizard. (yds/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini