Dari udara, terlihat bagaimana hamparan waduk tersebut. Sejumlah fasilitas sudah terpasang, dan air sudah mengalir. Diprediksi, waduk baru akan terisi penuh dalam waktu 7 bulan.
Waduk Jatigede yang diusulkan diganti nama dengan Tembong Agung tersebut terbentang di lahan 28 desa di 5 kecamatan di Sumedang. Nantinya, waduk bisa menampung 980 juta m3 air dan jadi yang terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur di Purwakarta.
Keberadaan Jatigede sangat penting karena dapat memenuhi kebutuhan air daerah irigasi seluas 90.000 hektare, penyediaan air baku kapasitas 3,5 m3/detik dengan target layanan adalah Kota Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Indramayu. Selain itu, waduk ini juga mendukung pembangkitan listrik untuk PLTA dengan kapasitas hingga 110 MW dan pengendalian banjir seluas 14.000 hektare.
Ada 28 desa yang terdampak Jatigede. Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede, desa-desa itu berada di 5 kecamatan di Kabupaten Sumedang.
Sejumlah bangunan ada yang tetap dibiarkan berdiri. Total sekitar 10.920 KK yang harus direlokasi. Sebagian besar sudah pindah, sisanya masih bertahan sambil menunggu proses penggenangan.
Berikut penampakan waduk dari udara:
(mad/mad)