Alat Temuan Dimas Ini Bisa Deteksi Kejernihan Air di Dalam Sumur

Kisah Penemu Muda

Alat Temuan Dimas Ini Bisa Deteksi Kejernihan Air di Dalam Sumur

Salmah Muslimah - detikNews
Selasa, 01 Sep 2015 15:55 WIB
Foto: Dok Pribadi
Jakarta - Setiap musim hujan, air sumur di rumah Dimas Arfiantino sering keruh. Dia yang tinggal di wilayah pegunungan bagian Kudus, Utara itu lalu mencoba membuat alat untuk mendeteksi kejernihan air.

Dengan ketekunan, akhirnya pada April 2015 dia berhasil menemukan alat bernama "Water Visibility Detektor". Bahkan alat itu berhasil meraih juara kedua National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dimas yang kini duduk di kelas XII jurusan Teknik Audio Video SMKN 2 Kudus ini mengatakan idenya itu muncul saat dia sedang mempelajari pelajaran mikroprosesor di kelas. Pelajaran ini membuat Dimas menemukan cara bagaimana bisa mendeteksi air sumur dengan menggunakan sensor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rumah saya kan pegunungan, Kudus utara, daerah Muria. Kalau musim hujan, air kadang keruh kadang jernih. Pas di sekolah ada pelajaran mikroprosesor, jadi mau menerapkan pelajaran agar bisa berguna di masyarakat," ucap Dimas saat berbincang dengan detikcom, Selasa (1/9/2015).

Alat itu terdiri dari sensor dan perangkat. Sensor diletakannya di dalam sumur, sementara perangkatnya bisa diletakan di mana saja. Cara kerjanya, sensor akan memberikan sinyal apakah air di dalam sumur itu dalam keadaan keruh atau jernih. Sinyal yang diberikan sensor akan diteruskan ke perangkat yang terhubungan dengan mesin pompa.

"Kalau airnya jernih sensor bekerja dan air bisa mengalir. Kalau airnya keruh sensor tidak bekerja dan mesin pompa otomatis akan mati," ucapnya.
Foto: Dok Pribadi


Dimas juga meletakkan lampu indikator di perangkat, jika lampu yang menyala berwarna hijau maka sensor bekerja, namun jika lampu yang menyala berwarna merah artinya sensor mati. "Di perangkat itu sudah ada indikator berupa lampu. Jadi bisa dimatiin bisa dinyalain," ucap siswa yang bercita-cita ingin menjadi peneliti ini.

Temuan Dimas itu sudah diaplikasikan di rumahnya dan di sekolah. Dia juga sering mengikuti pameran, bahkan di pameran alat deteksi air ini banyak diminati pengunjung.

"Pas di pameran banyak yang bilang ini bagus Dek, dijual berapa?" kisah Dimas sambil tertawa.

Menurut Dimas pembuatan alat ini tidak membutuhkan biaya yang besar. Dia hanya menghabiskan biaya Rp 100-200 ribu.

"Biayanya murah dan sekarang masih terus disempurnakan," ucapnya.
Foto: Dokumen pribadi
(slm/mad)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads