Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, permintaan Panwaslu DKI itu harus jelas peruntukannya sebab menyangkut dana yang tak sedikit.
"Kalau mereka (Panwaslu DKI) minta kan tetap harus dipertanyakan untuk apa saja peruntukannya. Harus tahu kepentingannya nanti untuk apa saja," ujar Prasetyo saat berbincang dengan detikcom, Selasa (1/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka minta kan tetap harus dipertanyakan ke Komisi A DPRD DKI, untuk apa saja peruntukannya. Memang yang megang duitnya eksekutif, tapi harus dikomunikasikan ke DPRD dulu. Kita harus tahu kebutuhannya untuk apa. Kalau memang benar segitu ya nggak apa, kan pesta demokrasi," kata Prasetyo.
Bawaslu DKI menganggarkan Rp 98 miliar untuk pelaksanaan Pilgub 2017 mendatang. Ahok tidak menolaknya, tetapi menyarankan agar bekerjasama dengan Smart City.
"Saya nggak tahu, harus dianalisa. Makanya saya tawarkan ke mereka bisa anggaran sangat murah, kalau Anda memanfaatkan (Smart City). Saya sodorkan ke Pak Setiadji (Kepala UPT Smart City)," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (31/8).
"Anda memanfaatkan Smart City pakai (aplikasi) Qlue. Kamu juga nggak mungkin (pantau semua) orang begitu banyak, jadi mending langsung saja masukin program Smart City fotonya, ketemu apa langsung lapor, kasih notifikasi ke Panwaslu di lapangan. Saya tawarkan itu, jadi murah," jelasnya.
(jor/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini