"Konferensi ini bersamaan waktunya dengan 70 tahun usia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Demokrasi seringkali hanya menjadi prosedur demokrasi, bukan substansi perjuangan aspirasi rakyat," kata Ketua DPR Setya Novanto dalam pidatonya di hadapan Konferensi Ketua Perlemen Dunia ke-4 di New York, Amerika Serikat, seperti siaran pers, Selasa (1/9/2015).
Demokrasi seharusnya bisa melindungi minoritas dan mayoritas. Demokrasi harus diterapkan konsisten tak hanya di negara masing-masing tapi juga dalam pergaulan international.
Novanto mengatakan, PBB menginjak usia 70 tahun, perlu evaluasi sistemik melalui reformasi PBB yaitu meninjau ulang tata kelola organisasi sehingga setiap negara bisa duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Sebagai negara demokrasi dengan dengan 260 juta penduduk, Indonesia berusaha mencapai target pembangunan berkelanjutan.
"DPR RI menyiapkan peraturan pendukung, anggaran dan pembentukan panja MDGs yang sekarang bertransformasi menjadi SDGs atau sustainable development goals. Beberapa hasil MDGs yaitu pendidikan dasar untuk semua, penurunan tingkat kemiskinan dan kesetaraan gender," katanya.
Rombongan delegasi terdiri dari wakil ketua Fadli Zon, Nurhayati Ali Assegaf, Tantowi Yahya, Michael Wattimena, Juliari P. Batubara , Roem kono dan Aziz Syamsuddin. (van/tor)