"Letusan eksplosif Gunung Lokon terjadi pada tanggal 29 Agustus 2015 pukul 23.48 WITA dengan durasi letusan terekam di seismograf selama 575 detik. Letusan ini disertai dengan suara gemuruh kuat dan terdengar di Pos Pengamatan Gunungapi Lokon dan Mahawu yang berjarak lebih kurang 5.5 km di sebelah Timur Gunung Lokon," ujar Devy Kamil Syahbana, Kasub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur, PVMBG, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam keterangannya, Minggu (30/8/2015).
Saat meletus, kolom letusan berwarna putih hingga kelabu tebal dari Gunung Lokon memiliki ketinggian lebih kurang 1500 meter di atas Kawah Tompaluan dan tertiup angin lemah ke arah utara hingga timur laut. "Bandara Sam Ratulangi Manado berada lebih kurang 24 km di Utara Gunung Lokon, namun belum diperoleh informasi mengenai landaan Abu vulkanik di sekitar bandara," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanda-tanda sebelum terjadi letusan ini sudah diantisipasi oleh PVMBG melalui koordinasi dengan instansi-instansi terkait mengenai dinamika aktivitas Gunung Lokon dan terakhir sebelum letusan dilakukan kembali koordinasi pada 29 Agustus 2015 sekitar pukul 20.00 WITA, atau sekitar 3-4 jam sebelum letusan," kata dia.
Saat ini tingkat aktivitas Gunung Lokon sejak 24 Juli 2011 hingga kini adalah Level III (Siaga). Pihaknya terus merekomendasikan agar tidak aktivitas apa pun di dalam radius 2.5 km dari Kawah Tompaluan.
"Meskipun hingga saat ini Lokon berada pada Tingkat Aktivitas Siaga dan baru saja meletus, masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat disarankan agar tetap mengikuti arahan dan rekomendasi dari PVMBG. PVMBG akan secara kontinu melakukan analisis data pengamatan untuk mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Lokon," ujar Devy.
(rul/rni)