Brigjen Basaria Panjaitan, Polwan Berpengalaman di Bidang Reserse

4 Perempuan Capim KPK

Brigjen Basaria Panjaitan, Polwan Berpengalaman di Bidang Reserse

Ahmad Toriq - detikNews
Sabtu, 29 Agu 2015 15:57 WIB
Foto: Nur Khafifah
Jakarta - Salah satu perempuan yang berpotensi duduk sebagai calon pimpinan KPK adalah Brigjen Pol Basaria Panjaitan. Polisi berpengalaman di bidang reserse ini punya visi KPK lebih fokus dalam bidang monitoring dan supervisi.

Saat ini Basaria masih aktif sebagai Widyaiswara Madya Sespimti Polri Lemdikpol. Jangan salah sangka, meski sekarang di Lemdikpol, Basaria punya banyak pengalaman berjibaku menumpas kejahatan di lapangan.

Basaria masuk Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi dan ditempa di sana. Lulus sebagai polwan berpangkat Ipda, Basaria langsung ditugaskan di Reserse Narkoba Polda Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sana, Basaria malang melintang di berbagai pos penugasan. Dia pernah menjadi Kepala Biro Logistik Polri, Kasatnarkoba di Polda NTT dan menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau. Dari Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri, menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim.

Posisinya sebagai polisi aktif menarik perhatian panitia seleksi dalam wawancara Senin (24/8) lalu. Terlebih dia sudah berkarir di kepolisian selama 30 tahun. Indepensi Basaria pun sempat dipertanyakan.

"Bagaimana jika nanti yang Ibu hadapi adalah senior yang pernah berjasa menaikkan pangkat Ibu?" tanya anggota pansel Betty Alisjahbana dalam wawancara tahap akhir capim KPK di gedung Setneg, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Senin (24/8) lalu.

Menjawab pertanyaan tersebut, Basaria menegaskan dirinya akan tetap independen. Basaria bertekad menegakkan peraturan yang ada dan melaksanakan amanah sebaik mungkin.

"Ibu percaya sama saya. Di polisi, yang menaikkan pangkat tidak perorangan. Saya tidak tahu siapa yang naikkan pangkat saya, tahu-tahu TR turun," jawabnya.

Anggota pansel lainnya, Harkristuti Harkrisnowo juga menanyakan hal serupa. Lagi-lagi, Basaria menegaskan untuk tetap independen. Untuk meyakinkan pansel, ia menceritakan pengalaman independensinya tersebut selama bekerja di kepolisian.

"Lebih bagus saya dimarahi pimpinan kalau diperintahkan melakukan hal yang tidak sesuai. Itu yang saya yakini. Saya digaji pemerintah, untuk apa saya melakukan yang tidak seharusnya saya lakukan," tegasnya.

Soal visinya di KPK, Basaria ingin lembaga superbodi itu mengambil posisi supervisi. Basaria ingin KPK bertindak sebagai koordinator penegak hukum dalam upaya pemberantasan korupsi.

"KPK tidak boleh memonopoli tindak pidana korupsi. Sebagai trigger mechanism berikan saja penyelidikan pada polisi dan jaksa, tinggal bagaimana KPK mengkoordinir penyelidikannya," kata Basaria dalam wawancara seleksi capim KPK di Gedung Setneg, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2015).

Basaria menegaskan, sebagai trigger mechanism, KPK harus mendorong kinerja kepolisian dan kejaksaan agar lebih efektif menangani tindak pidana korupsi.

"Supaya polisi bisa bekerja efektif, dia (KPK) melakukan koordinasi dalam hal-hal tertentu melihat ada sesuatu yang tidak jelas atau kurang tepat oleh polisi dan jaksa, baru KPK bisa take over," urainya.

(tor/ndr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads