Usai penggeledahan Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat dikonfirmasi oleh wartawan. Dia pun sempat memberikan sejumlah keterangan. Namun di tengah memberikan keterangan, RJ Lino mendapat telepon dari seorang bernama Sofyan Djalil.
"Ini (penggeledahan) hak polisi penyelidikan bagian dari mereka. Belum tentu kami salah. Mereka datang kasih informasi karena ada laporan, ya itu biasa," kata RJ Lino kepada wartawan di kantornya,Β Jumat (28/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti dulu ya Pak Sofyan Djalil telepon. Halo Pak Sofyan selamat siang, Pak. Ini saya pulang rapat di luar tiba-tiba kok begitu banyak polisi di kantor. Ada penggeledahan," kata RJ Lino kepada sang penelepon.
RJ Lino mengeraskan volume handphone-nya di hadapan para wartawan saat mendapat telepon dari Sofyan Djalil. "Mereka (polisi) cari file, ya itu tugas. Mereka saya hormatilah. Tapi yang saya tidak bisa itu begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu dicek dulu ada apa," kata Lino kepada sang penelepon.
Polisi, kata Lino, salah satunya mencari dokumen-dokumen terkait 10 mobile crane yang tidak berfungsi sehingga mempengaruhi proses dwell time alias bongkar muat di pelabuhan.
Kepada Sofyan, Lino mengatakan bahwa alat seperti 10 crane yang dipermasalahkan polisi adalah bagian kecil dari investasi yang besar.Β "Alat seperti crane itu yang 10 itu, very small investment dari investment yang besar," kata Lino. Tidak ada keterangan dari Lino Sofyan Djalil itu siapa. (erd/nrl)











































