Di Balik Pembuatan Lapan A2, Mulai Sulit Komponen Hingga Alat Uji Terbatas

Di Balik Pembuatan Lapan A2, Mulai Sulit Komponen Hingga Alat Uji Terbatas

Mulya Nur Bilkis - detikNews
Jumat, 28 Agu 2015 16:16 WIB
Foto: Mulya Nur Bilkis
Jakarta - Membuat satelit di Indonesia bukan perkara yang mudah. Meski kini anak bangsa berhasil membuat, ada kisah panjang pembuatan satelit hingga kini siap diluncurkan.

Satelit mikro pertama yang dibuat ahli di LAPAN yakni Lapan A1/Tubsat. Pembuatan satelit ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische UniversitΓ€t Berlin; TU Berlin).

Meski dibuat oleh orang Indonesia, satelit ini menjadi proyek ujicoba dan tak pernah singgah di Indonesia. Setelah selesai dibangun di Jerman, satelit ini langsung dikirim ke India untuk diluncurkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2009, LAPAN mencoba mebangun satelit Lapan A2/Orari di Indonesia. Dengan berbekal pengalaman membuat satelit saat di Jerman dan tetap mendapat supervisi dari Jerman, membangun satelit ini.

Pembuatan satelit ini membutuhkan waktu 2 tahun. Senior Engineer LAPAN, M Farid Huzain yang juga menjadi anggota tim Lapan A2 mengatakan setelah ditentukan misi, fungsi dari satelit, dan diluncurkan menggunakan apa, maka tim mekaniklah yang akan bekerja untuk mendesain bentuk luar dan penempatan komponen-komponennya.

Setelah desain awal selesai, maka mulailah dirakit satu persatu bagian dari satelit tersebut. Dalam ruangan Assembly, Integration, and Test (AIT) yang tak terlalu besar di kantor LAPAN Rancabungur, Bogor. Ruangan ini diperuntukkan pembangunan satelit dengan berat dibawah 100 kg. Ruangan itu diisi dengan berbagai alat mulai dari layar komputer, crane, ada pula alat seperti setengah bola dunia yang berfungsi mengirimkan warna dan menguji ketajaman kamera serta alat-alat penguji satelit lainnya.

Tantangan selanjutnya yakni banyak komponen dari satelit ini yang tak tersedia di Indonesia. Akibatnya, banyak komponen yang dibeli dari luar negeri sesuai pesanan tim.

"Dukungan industri dalam negeri belum mencakup sehingga industri pendukung tidak ada di Indonesia. Komponen didatangkan dari luar negeri tetapi desainnya kami kerjakan semuanya di sini," tambah Kepala Pustek Lapan Rancabungur, Suhermanto, kepada detikcom, Kamis (27/8/2015).

Misalnya saja untuk pilot control data handling dibeli dari Jerman, ada juga komponen yang dibeli dari Inggris, Amerika dan beberapa negara produsen komponen lainnya.

Selain pengadaan komponen, kesulitan lain yang dirasakan tim LAPAN yakni pengujian satelit yang juga tak bisa sepenuhnya dilakukan di ruangan LAPAN. Untuk uji getar saja, LAPAN bekerja sama dnegan BPPT. Namun, karena BPPT tak memiliki alat uji untuk satelit, maka LAPAN mengadakan alat uji getar untuk satelit dan dihibahkan pada BPPT. Untuk uji frekuensi, LAPAN bekerjasama dengan LIPI.

Setelah proses panjang selama 2 tahun, akhirnya Lapan A2/Orari dinyatakan siap untuk dibangun 2012. Satelit ini akan menumpang roket milik India. Namun, karena ada penundaan dari pihak India, maka peluncuran baru akan dilaksanakan akhir September mendatang. Kini, tim ahli LAPAN sedang mempersiapkan pengiriman satelit tersebut ke India. (mnb/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads