Dubes RI di Beijing Luncurkan Buku 65 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Tiongkok

Dubes RI di Beijing Luncurkan Buku 65 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Tiongkok

Mega Putra Ratya - detikNews
Kamis, 27 Agu 2015 03:39 WIB
Soegeng Rahardjo /Foto: KBRI Tiongkok
Jakarta - Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo meluncurkan buku 65 Tahun Hubungan Diplomatik Republik Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok. Peluncuran itu digelar dalam acara resepsi diplomatik peringatan 70 tahun kemerdekaan RI di Hotel Kempinski, Beijing yang dihadiri oleh sekitar 450 pengunjung.

Dikutip dari rilis yang diterima dari KBRI Beijing, Rabu (25/8/2015), buku tersebut merupakan kumpulan pemikiran dan pengalaman dari 17 tokoh hubungan Indonesia-Tiongkok yang disajikan dalam tiga bahasa: Indonesia, Mandarin dan Inggris.

Tujuh belas tokoh kontributor dalam buku setebal 438 halaman tersebut diantaranya dari Tiongkok adalah Zheng Bijian yang dikenal sebagai tokoh pemikir 'peaceful rise of China', dan sejumlah guru besar Ahli Indonesia dari Universitas Peking yakni Prof. Liang Liji, Prof. Liang Minhe, Prof. Zhang Yu'an, Prof. Kong Yuanzhi, dan Prof. Xu Liping (peneliti senior dari Chinese Academy of Social Sciences) serta Prof. Wo Chungbo (ahli Indonesia dari Xiamen University).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan penulis dari Indonesia termasuk diantaranya, Jusuf Wanandi dari CSIS (Centre for Strategic and International Studies), Prof. DR AM Hendropriyono, ST, SH, MH, Prof. Dr. Hasjim Djalal, MA, Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Dr. Sapta Nirwandar, Yuri O. Thamrin, MA (Dirjen Aspasaf Kemlu RI), Budiarto Shambazy (Kompas).

Dalam tulisannya berjudul 'Tiongkok dan Indonesia Bangkit Bersama Secara Damai' Zheng Bijian menulis mengenai perlunya Indonesia dan Tiongkok maju bersama sebagai pilar kebangkitan ekonomi Asia. Sedangkan Jusuf Wanandi mengangkat isu perubahan strategis di Asia Timur dan konsekuensinya terhadap Kawasan.

Sorotan hubungan sejarah Indonesia-Tiongkok dimuat dalam tulisan Prof. Liang Liji dari Universitas Peking. Liang Liji merupakan Ahli Indonesia kelahiran Bandung yang juga berpengalaman menjadi tim penterjemah pidato Presiden Pertama RI, Soekarno sewaktu kunjungannya ke Beijing pada tahun 1960-an.

Duta Besar Soegeng Rahardjo dalam kata pengantarnya pada buku dimaksud menyatakan bahwa hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok telah terjalin secara resmi sejak tanggal 13 April 1950, dan selama 65 tahun tersebut, hubungan kerjasama kedua negara mengalami pelbagai pasang surut.

Dalam rangka merajut hubungan diplomatik yang tahun ini memasuki usia 65 tahun sebagaimana dimaksud, dirasakan adanya satu kebutuhan untuk menyadap pemikiran dan pengalaman para pelaku sejarah dan tokoh-tokoh kebijakan luar negeri di Indonesia dan Tiongkok mengenai arah kerjasama Indonesia-Tiongkok yang pada tahapan sekarang telah menjadi mitra strategis komprehensif.
    
Soegeng menambahkan, dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia ke Republik Rakyat Tiongkok tanggal 25 – 28 Maret 2015, Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping menggarisbawahi arti penting hubungan diplomatik yang telah berusia 65 tahun tersebut. Dan dalam rangka memperkuat kerjasama Indonesia-Tiongkok menyepakati mengenai perlunya diselenggarakan berbagai kegiatan peringatan di bawah tema Kemitraan untuk Perdamaian dan Kesejahteraan (Partnership for Peace and Prosperity).
    
Pemikiran-pemikiran dan pengalaman-pengalaman para tokoh sebagaimana dimaksud berhasil dituangkan dalam bentuk tulisan dan disusun menjadi buku ini serta diharapkan dapat menjadi catatan bagi masyarakat kedua bangsa mengenai cita-cita untuk membangun lebih lanjut kerjasama di berbagai bidang yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Tiongkok.
    
Duta Besar RI juga memberikan buku tersebut kepada Wakil Ketua National People's Congress (NPC) Republik Rakyat Tiongkok, Mme. Yan Junqi yang hadir sebagai tamu kehormatan pada resepsi diplomatik dimaksud. Mme. Yan Junqi adalah Utusan Khusus Presiden RRT pada acara pelantikan Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia di Jakarta tahun lalu. (mpr/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads