Maklum saat ini di lokasi tersebut tengah dibangun sodetan untuk mengalirkan debit air dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Sodetan CiliwungΒ membujur sepanjang 1,27 kilometer dengan titik masuknya air (inlet) di Bidara Cina, dan tempat keluarnya air (outlet) di Kebon Nanas.
Sodetan dibangun berbentuk terowongan di bawah tanah dengan kedalaman 14 meter. Terowongan ini menggunakan pipa berdiameter 3,5 meter dengan ketebalan 25 cm. Seperti apa metode dan alat teknologi yang digunakan untuk melubangi 'perut' bumi di jalan Otista 3?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Mata bor untuk membuat Sodetan Ciliwung. (Foto - Dikhy S/detikcom) |
Mata bor tersebut didorong dengan pipa penyambung. "Ini (teknologi) dari jepang, operator mesinnya bor itu dari teknisi dari Jepang kalau tidak salah ada 4 orang," kata Iskandar kepada detikcom, Rabu (26/8/2015).
Para teknisi itu, kata Iskandar, bekerja dalam dua shift. "Mereka kerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, nanti dilanjutkan shift berikutnya dari jam 5 sore sampai dengan jam 8 pagi," kata Iskandar.
Di dalam terowongan mereka mengendalikan mesin bor menggunakan komputer. "Di dalam (tanah) mereka hanya duduk saja di depan instrumen, karena sudah sesuai format komputer. Semua prinsip kerja dengan tekanan jadi tanah di dalam didorong nanti lumpurnya akan dibuang ke atas," papar Iskandar.
Lazimnya bekerja di dalam tanah, pelaksanaan pengeboran Sodetan Ciliwung juga dilengkapi dengan oksigen yang disambungkan dengan alat semacam selang. Nanti setelah pengeboran sudah sampai titik arriving shaft (tempat pengambilan mesin bor) yang persis di tengah sodetan, akan ditambahkan sirkulasi udara.
"Di dalam itu panas, sudah pasti ada oksigen dengan disambungkan semacam selang seperti blower. Nanti kalau sudah jebol di arriving shaft akan ada tambahan sirkulasi udara," kata Iskandar.
(erd/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini