Seperti yang dirasakan oleh AKBP Hengki Haryadi. Hengki merupakan salah satu Purna Paskibraka Indonesia (PPI) tahun 1991. Kepada detikcom, Hengki berbagi cerita pengalamannya selama menjalani pelatihan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jaktim, kala itu, banyak hal lucu yang ia alami bersama rekan-rekan seangkatannya.
Perwira polisi yang kini menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok itu menuturkan saat bersama AKBP Deonijiu De Fatima atau Doni di Buperta Cibubur, Jaktim. Saat itu, Hengki merupakan kelompok Paskibraka tim pagi, sementara Deoni Paskibraka tim sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Hengki terpilih sebagai Komandan Kelompok 8, tim inti yang bertugas mengibarkan sang Merah-Putih. Ia mendapatkan tugas untuk menarik dan mengibarkan bendera. Sementara rekannya, Deoni merupakan Komandan Kelompok 17.
Selama pelatihan, calon Paskibraka ini digodok kedisiplinan. Bangun pagi, olahraga, hingga urusan sepatu yang harus mengkilap terus pun ditanamkan kepada para calon pengibar bendera pusaka ini.
"Dulu kan masih SMA kita, masih lugu-lugunya. Nah Deoni ini kan dari Timor-Timur, dia bingung saat itu, kok sepatunya enggak mengkilap-mengkilap," ujarnya.
Hengki pun iseng-iseng mengerjai Deoni. Dia lalu menyarankan Deoni untuk melumuri sepatunya dengan minyak bawang, sementara dia dan teman-teman lainnya menggunakan lilin. Seketika, sepatu Deoni mengkilap, dia pun senang.
"Begitu baris-berbaris, jebret..jebret (menirukan derap langkah kaki), sepatu Deoni berdebu semua. Pelatih pun marah 'kok sepatu kamu begitu', 'dikasih minyak bawang'," katanya sambil terkekeh.
Meski dikerjai, namun Deoni tak lantas marah kepada Hengki. Mereka bahkan menjadi teman karib sejak menjadi anggota Paskibraka. Bahkan Hengki dan para mantan Paskibraka angkatan 91 punya grup whatsapp PPI 91 untuk mempererat komunikasi dan pertemanan. Dan, cerita ini tentunya membuat mereka tertawa ngakak saat ngobroll di grup.
Di balik semua kenangan indahnya itu, Hengki menempuh jalan panjang untuk bisa masuk menjadi anggota Paskibraka. Hengki yang merupakan siswa SMA Taruna Nusantara Magelang saat itu, lolos mengikuti seleksi hingga tingkat pusat.
Bicara soal kedisiplinan yang ditanamkan selama pelatihan Paskibraka, Hengki tidak terlalu risau akan hal itu. Sebab, selama bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang, ia sudah dilatih kedisiplinan tinggi.
"Pelajaran penting yang saya petik dari Paskibraka ini salah satunya meningkatkan rasa kecintaan terhadap tanah air," tuturnya.
Selepas SMA, Hengki yang sudah bercita-cita jadi polisi ini kemudian mendaftar di AKPOL. Di AKPOL, Hengki kembali bertemu dengan Deoni. Mereka sama-sama lulus di tahun 1996.
![]() |
Menjadi anggota Paskibraka memang memberikan kebanggaan tersendiri bagi pemuda-pemudi. Pengalaman berharga untuk mengibarkan Merah-Putih di hadapan Presiden RI diyakini dapat mengawali berbagai kesempatan emas.
Baik Hengki maupun Deoni yang kini sama-sama menjadi perwira polisi ini, punya prestasi gemilang selama bertugas sebagai anggota Polri. Hengki, misalnya, berhasil memberantas aksi premanisme yang diketuai Hercules Rosario Marshal saat menjabat Kasat Reskrim Polres Jakbar. Ia juga dipercaya sebagai Kasatgas kasus dwell time yang dikoordinir Dirkrimum Polda Metro Kombes Krishna Murti dan Dirkrimsus Kombes Mujiono.
Sama halnya dengan Hengki, Deoni juga merupakan polisi yang berprestasi. Ia adalah salah satu tim Densus 88 Polri yang berhasil menangkap dr Azhari di Bandung, Jabar, beberapa tahun lalu. Kasat Brimob Polda Metro Jaya itu kini tengah menjalani Sespimen.
![]() |
Sebetulnya, bukan hanya Hengki dan Deoni yang pernah menjadi anggota Paskibraka. Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Viktor Inkiriwang juga ternyata Paskibraka tahun 1999. Lulusan SMA Negeri 1 Manado itu juga merupakan Komandan Kelompok 8.
Anda pernah berpengalaman menjadi Paskibraka? Silakan berbagi cerita ke redaksi@detik.com. Jangan lupa sertakan kontak dan foto saat menjadi pengibar bendera. (mei/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini