Dalam kongres tersebut, isu utama yang diangkat adalah sungai sebagai pusat peradaban bagi kelangsungan hidup dan kesejahtraan bersama, dengan begitu diharapkan nantinya akan melahirkan rekomendasi perwujudan gerakan kedaulatan air, sungai dan perairan bagi kelangsungan hidup dan kesejahtraan bersama.
"Dari kongres ini diharapkan akan melahirkan konsep regulasi tata kelola air secara nasional. Harapan kami akan lahir maklumat sungai secara bersama, tidak hanya boleh dikelola swasta, tapi ada langkah-langkah kedepan untuk masa depan bresama, one river one mangemen perlu disuarakan berasama" kata Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno kepada wartawan di Balai Budaya Banjarnegara, Selasa (25/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontur alam, tanah yang labil, potensi bencana yang sangat besar, daerah pegunungan serta sungai yang sangat banyak membuat pemimpin daerah menepatkan Banjarnegara sebagai kabupaten konservasi," ujarnya.
Dimulai dengan adanya regulasi Peraturan Daerah no 4 tahun 2014 membuat pemerintah daerah melakukan reboisasi di sepanjang aliran sungai, meminta pihak swasta untuk memberikan dana CSR minmal 30 persen untuk penghijauan di sepanjang aliran sungai, melakukan sosialisai ke masyarakat melakui kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat Banjarnegara.
"Kita melakukan sosialisasi dengan berbagi ragam, salah satunya dengan mengadakan Festival Serayu untuk kampanye menjaga sungai. Seperti parak iwak, bersih sungai, itu merupakan salah satu tafsir dari kabupaten konservasi," ungkapnya.
Rencananya, Presiden Jokowi akan menyampaikan pidato tentang restorasi sungai untuk kesejahteraan pada Jumat 28 Agustus 2015. Dia juga akan berdialog dengan komunitas sungai. Selain Jokowi, KSI akan menghadirkan sejumlah Menteri Kabinet Kerja seperti Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil. (arb/try)