Kala itu Megawati masih duduk di bangku SMA Perguruan Tjikini. Megawati lolos seleksi Paskibraka Nasional yang saat itu dilatih oleh ajudan Sukarno Mayor Husein Mutahar.
Berbeda dengan penampilan Paskibraka putri saat ini yang diwajibkan berambut pendek, saat itu Megawati justru memiliki rambut panjang melebihi pinggangnya. Rambut Megawati dikuncir dan dikepang satu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berseragam lengkap Paskibraka dia membawa baki kosong. Bersama dengan rekannya dia melangkah tegap menuju Presiden Sukarno. Sang saka Merah Putih yang ada di tangan Sukarno berpindah ke baki yang dibawa Megawati. Bendera yang dijahit tangan Fatmawati itu dikibarkan di Istana Merdeka.
"Ibu Megawati itu salah satunya dia Paskibraka tahun 64. Waktu itu beliau sendiri bertugas sebagai pembawa baki bendera kepada bapaknya," ucap pembina Paskibraka Subagyo saat ditemui detikcom di Bumi Perkemahan Cibubur, Jaktim, Senin (24/8/2015).
Dari situs Purna Paskibraka Indonesia hal tersebut juga diceritakan. Cerita itu kembali muncul saat Megawati menghadiri acara reuni Paskibraka Nasional 2008. Dalam reuni itu Megawati meminta agar sejarah bendera pusaka dan pengibarannya kembali digali secara lengkap.
"Pengibaran bendera pusaka adalah bagian dari sejarah bangsa. Kita sebagai orang yang pernah mengibarkannya punya kewajiban untuk menelusuri kembali sejarah bendera pusaka itu," harap Megawati seperti dilansir situs Purna Paskibraka Indonesia yang mengutip Bulletin Paskibraka 78.
Posisi Megawati yang membawa baki tahun 1964 itu ternyata berbalik dan berubah 180 derajat saat dia menjadi inspekstur upacara peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 17 Agustus 2004. Megawati yang menjabat Presiden RI itu memberikan bendera pusaka kepada pemudi pembawa baki.
Seorang wartawan menceritakan saat itu Megawati tak henti-hentinya menebar senyum. Banyak orang menduga, mungkin ingatannya melayang mundur ke tanggal 17 Agustus 1964, saat Megawati dipercaya menjadi anggota Paskibraka. (slm/mad)