Rumah orang tua Boediono dan Herawati berdekatan di Blitar, Jawa Timur. Keduanya juga sering bermain dan berangkat ke sekolah bersama-sama sejak SD hingga SMA.
Dalam istilah Jawa disebut witing tresno jalaran soko kulino atau cinta hadir karena sering bersama. Mungkin saat ini bahasa gaulnya cinlok alias cinta lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Terpisah dengan belahan hati di belahan bumi lain tidak membuat komunikasi mereka terputus. Surat-menyurat menjadi salah satu pilihan berkomunikasi saat itu.
Di salah satu suratnya itulah Boediono mengungkapkan niatnya untuk meminang Herawati. Tanpa pikir panjang, Herawati yang sudah kenal kepribadian Boediono langsung menerimanya. Herawati mengaku masih menyimpan surat-surat dari Boediono hingga kini.
Mereka melangsungkan pernikahan pada 1969. Keduanya kini dikaruniai dua anak, Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan. Dari dua anaknya itu, lahirlah lima cucu Boediono dan Herawati.
"Ngalir saja, nggak ada yang khusus," ungkap Herawati saat berbincang di kediamannya di Komplek Bappenas, Mampang Prapatan, akhir pekan lalu.
Wanita yang akrab disapa Herti melihat Boediono sebagai sosok yang tenang dan tidak banyak bicara. Boediono juga dikenalnya sebagai anak yang berbakti kepada orang tua.
Jika Boediono adalah sosok yang pendiam, maka Herti merasa dirinya sosok yang cerewet. Maka keduanya bisa saling melengkapi untuk mencairkan suasana.
Lalu apakah Pak Boed orang yang romantis? Herti menjawab tidak.
"Bapak orangnya lugu, nggak ada janji gombal. Apa adanya saja," kata Herti terkekeh.
Wanita berkacamata ini mengaku sempat keberatan dengan rencana Boediono yang terjun ke dunia politik untuk mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 lalu. Namun setelah mendengar niat tulus suaminya untuk berkontribusi demi bangsa, maka Herti pun mengizinkannya.
Herti sedikit bercerita soal suka duka menjadi istri wapres. Dukanya, Herti harus lebih hati-hati dalam bersikap maupun dalam bertutur kata. Sukanya, Herti dapat berkenalan dengan orang banyak selama mendampingi suami.
"Senangnya, banyak berkenalan dengan banyak orang, semua baik," kata anak keempat dari lima bersaudara ini.
Kiat Sehat Boediono-Herawati
Pasangan Boediono dan Herawati masih terlihat bugar diusianya yang senja. Olahraga dan menjaga pola makan sehat menjadi kiat pasangan ini tetap prima menjalani hari tuanya.
Boediono masih rutin ber-jogging dan fitness. Sementara Herawati juga rutin bertenis. Pola makan pun sangat mereka jaga. Sayuran dan buah menjadi prioritasnya. Namun ada hal lain yang membuat mereka tetap enerjik.
"Saya nggak punya rahasia, intinya hidup mengalir saja. Kalau ada yang perlu dikejar, dikejar. Kalau ngga terkejar jangan langsung down,"ungkap Pak Boed.
"Mengelola pikiran nomor satu. Nomor dua hidup yang sehat, makanan, kebiasaan, olahraga yang penting,"lanjutnya.
![]() |
Herawati senada dengan Boediono. Menurutnya menjaga pikiran tetap jernih membuat hidup semakin hidup.
"Nomor satu pikiran. Orang Jawa bilang itu semeleh, semeleh itu jangan ngoyo. Jangan mengingat kejelekan orang. Ingat kebaikan orang, sehingga kita sendiri ikut tenang. Jaga pikiran dan fisik," tutur wanita berkacamata ini.
"Kesehatan dijaga sejak muda, jangan sudah tua baru dijaga," pesan Herawati.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini