Ahok mengaku tak gentar dengan perlawanan warga yang tiggal di bibir sungai yang setiap tahun selalu kebanjiran itu. Ahok siap menghadapi protes keras ribuan warga yang akan direlokasi asalkan 10 juta warga DKI Jakarta lainnya terlepas dari banjir.
"Kalau saya ditanya, 'Apa HAM anda?' Saya ingin 10 juta orang hidup, bila dua ribu orang menentang saya dan membahayakan 10 juta orang, (maka dua ribu orang itu) saya bunuh di depan Anda," kata Ahok dengan wajah serius. Kalimat-kalimat Ahok selama ini memang cukup keras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep itu benar-benar dijalankan Ahok, dia tak mau kompromi dengan warga yang direlokasi. Apalagi Ahok merasa sudah mempersiapkan hunian yang layak bagai warga bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo yang direlokasi yakni rusunawa di Jatinegara Barat.
Namun perlawanan terhadap Ahok tidak terjadi di sisi lain Jakarta. Nyatanya KTP dukungan agar Ahok maju kembali di Pilgub DKI tahun 2017 terus bergulir. Bahkan di saat Ahok ditentang karena kebijakannya merelokasi warga Kampung Pulo, dukungan semakin banyak.
"Jika sebelumnya rata-rata KTP dukungan yang terkumpul berkisar 2 sampai 3 ribu KTP, pada saat penggusuran Kampung Pulo malah berhasil mencapai 6.282 KTP," papar juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, dalam siaran persnya, Sabtu (22/8) kemarin.
Ia juga menambahkan, berkat tambahan 6 ribu KTP tersebut, Teman Ahok hingga kini berhasil mengumpulkan 103.718 KTP dukungan. Jumlah itu sendiri mencapai 10 persen dari total dukungan yang dibutuhkan, yakni 1 juta KTP.
Bagi para loyalis Ahok, ini adalah bukti bahwa Ahok tidak dibenci oleh warga DKI Jakarta. Meski begitu kekecewaan nampak cukup jelas dari wajah warga yang digusur.
"Setiap kebijakan atau keputusan pasti selalu ada pro dan kontra. Teman Ahok berharap, Saudara-saudara warga Kampung Pulo dapat menikmati hidup yang lebih layak, lebih sehat dan lebih manusiawi di rusun Jatinegara," lanjut Amalia.
Membebaskan Jakarta dari Banjir memang jadi salah satu janji kampanye Jokowi-Ahok saat maju Pilgub DKI. Selain banjir, ada persoalan lain di Ibu Kota yang belum terselesaikan yakni macet yang sudah jadi tradisi tahunan di Ibukota. Mampukah Ahok mengatasi persoalan ini di dua tahun tersisa masa jabatannya?
(van/nrl)