Syafii Maarif : Indonesia Dijajah Londo Ireng

Syafii Maarif : Indonesia Dijajah Londo Ireng

Bagus Kurniawan - detikNews
Jumat, 21 Agu 2015 23:14 WIB
Foto: Istimewa/Dok syafii maarif institut
Jakarta - Kemerdekaan Indonesia sudah berumur 70 tahun. Indonesia sudah tidak dijajah Belanda dan Jepang. Namun justru dijajah oleh bangsa sendiri.

Hal itu diungkapkan Buya Syafii Maarif dalam Pidato Kebangsan di Taman Beringin Soekarno di Kampus 2, Universitas Sanata Dharma (USD), Mrican, Sleman, Jumat (21/8/2015) malam.

Syafii mengatakan kemerdekaan ini menjadi sangat penting, bagi bangsa dan negara. Sebab tanpa kemerdekaan bangsa Indonesia tidak bisa tampil sebagai manusia penuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi manusia terjajah, setengah terjajah atau seperti terjajah. Dengan kemerdekaan itu semestinya manusia tampil sebagai manusia penuh," katanya.

Syafii kemudian mengutip isi pidato Bung Karno yang disiarkan RRI dan televisi beberapa waktu lalu. Dalam pidato itu, Bung Karno mengatakan melawan penjajah itu mudah, tapi melawan bangsa sendiri itu sulit.

"Ini menurut saya luar biasa. Apa kita mau melawan bangsa sendiri," ungkap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Dia mengatakan sifat penjajah itu adalah eksploitatif, memeras dan diskriminatif. Meski sekarang ini Indonesia sudah tidak dijajah Belanda dan Jepang namun justru di jajah oleh londo ireng.

Dalam Bahasa Jawa, 'londo' berarti Belanda yang notabene adalah 'penjajah' Nusantara dahulu, dan 'ireng' berarti 'hitam' seperti kulit orang pribumi yang relatif lebih gelap ketimbang orang Barat.

"Sekarang dilakukan londo ireng dan masih berlangsung," kata Buya mengingatkan.

Dia mencontohkan masih adanya hak-hak minoritas yang kurang dihargai. Aksi kekerasan dengan mengatasnamakan apapun juga masih ada.

"Itu tidak boleh ada lagi," ungkap guru besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu.

Menurutnya di usia Indonesia yang ke 70 itu, ada berbagai kemajuan yang telah dirasakan dan dicapai Indonesia. Banyak sekolah mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang berdiri. Jumlah rakyat Indonesia yang sudah melek huruf juga lebih banyak dibandingkan saat Indonesia merdeka dahulu.

"Pendidikan sudah maju tapi apa sudah membentuk manusia merdeka. Belum," katanya.

Menurutnya pendidikan Indonesia membuat manusia menjadi tergantung. Dia mencontohkan ketika ada pembukaan lowongan menjadi PNS yang mendaftar banyak sekali.

"Pendidikan di Indonesia tidak menciptakan lapangan kerja, tapi justru merengek-rengek meminta pekerjaan," katanya.

Dia mengatakan Indonesia harus bangkit memperbaiki diri. Bukan menangis untuk meratapi keadaan.

"Itu tidak ada gunanya. Mari kita tata bangsa ini," pungkas Syafii. (bgs/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads