Kampung Pulo, lokasi langganan banjir ini ditertibkan Satpol PP mulai pada Kamis 20 Agustus 2015. Penggusuran ini untuk membebaskan warga Ibu Kota dari bencana banjir.
Aksi penggusuran ditentang warga yang telah menghuni di atas tanah negara bertahun-tahun lamanya. Warga yang meminta ganti rugi melawan petugas dengan lemparan batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Ahok tidak gentar dengan perlawanan warga. Tekatnya semakin bulat meratakan kawasan itu dengan tanah, dan merelokasi warga ke Rusun Jatinegara yang sekelas apartemen itu. Ahok juga menegaskan menutup rapat-rapat negosiasi dengan warga yang meminta ganti rugi.
Di tangan Ahok, warga kini berangsur-angsur bagai mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Penggusuran yang dilanjutkan hari ini berjalan mulus. Warga tampaknya telah pasrah pindah dan meninggalkan Kampung Pulo, lalu hijrah ke rusun.
Berikut 7 kisah ini:
1. Perang Batu
Bentrokan pecah di tengah Jl Jatinegara Barat, Jaktim. Warga Kampung Pulo dan Satpol PP terlibat perang batu. Ruas Jl Jatinegara bak medan perang, batu bertebaran dan sama sekali tak ada kendaraan.
Sejak pagi, Kamis (20/8/2015) ribuan petugas Satpol PP merangsek masuk ke RW 03 Kampung Pulo. Satpol PP hendak menggusur bangunan liar yang berdiri puluhan tahun di atas tanah negara di Bantaran Kali Ciliwung.
Namun warga melawan. Mereka melempar batu, hingga polisi turun tangan melepas gas air mata. Negosiasi dilakukan, tapi tak bertahan lama, bentrok pecah lagi. Water cannon milik petugas kepolisian juga sudah bergerak. Kondisi di jalan memang ricuh. Warga melawan melempar batu dan Satpol PP membalas.Β Kapolres Jaktim Kombes Umar Faruq menduga warga dihasut oleh orang-orang yang memiliki bisnis kontrakan.
2. Backhoe Dibakar
Selain melempar batu, mereka juga mencoba membakar alat berat.
Di lokasi, Kamis (20/8/2015) warga mengumpulkan sampah. Kemudian mereka menyulut api di dekat alat berat di bagian bensin. Api berkobar cepat membakar alat berat.
Alat berat ini yang membongkar bangunan warga di atas bantaran Kali Ciliwung. Stapol PP sendiri mundur dari lokasi karena dilempari warga.
Petugas kepolisian juga hanya melihat saja. Mereka sudah melempar gas air mata, namun warga melawan.
3. Provokator Dibekuk
Polisi telah mengamankan puluhan warga yang terlibat kerusuhan di Kampung Pulo.
"Sejauh ini sudah ada 27 orang yang kita amankan," ujar Kapolda Irjen Tito Karnavian di lokasi penertiban Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Kamis (20/8/2015).
Tito mengatakan relokasi tetap dilanjutkan. "Jadi nanti bagi yang melakukan penerangan kepada aparat akan kita proses hukum," paparnya.
4. Ahok: Anda Harus Mengalah
Ahok menegaskan tak ada kata mundur untuk penggusuran tersebut sehingga wargalah yang harus mengalah.
"Harapan saya untuk penggusuran hari ini semoga masyarakat mau pindah. Saya nggak menggusur semuanya kok. Saya hanya memindahkan yang di sisi teras sungai. Anda harus ngalah," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Jumat (21/8/2015).
Ia mengatakan penggusuran itu akan tetap dilakukan untuk melepaskan Jakarta dari momok banjir yang selalu menghantui setiap musim hujan.
5. Ahok: Gusur Makam Habib, Bohong!
Ahok mengatakan ada provokasi dalam upayanya menggusur kawasan kumuh Kampung Pulo Jakarta Timur. Dia difitnah akan ikut menghancurkan kuburan Habib di wilayah tersebut.
"Bahkan ada isu yang beredar dari laporan intel, bahwa penggusuran (kampung Pulo) itu akan menghancurkan kuburan para Habib. Bohong! Tidak mungkin saya menghancurkan itu," tegas Ahok di Aula Gedung Asrama Haji Pd Gede, Jakarta Timur, Jumat (21/8/2015).
Ahok ustru akan melindungi makam para habib. Dirinya hanya menertibkan permukiman kumuh yang menyalahi aturan, terutama yang didirikan di bantaran kali.
6. Tindak Perusuh
Ahok mengingatkan agar masyarakat bisa kooperatif.
"Mengenai penggusuran Kampung Pulo, terus dilanjutkan," kata Ahok saat diwawancarai wartawan di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (21/8/2015) pagi. Dia baru saja melepas 440 jamaah calon haji embarkasi Jakarta bersama Menteri Agama Lukman Hakim dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Ahok pun mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan perlawanan dalam penggusuran wilayah yang kerap jadi langganan banjir itu. Siapapun yang melakukan perlawanan hingga menyebabkan kerusuhan akan ditindak tegas. "Kita akan terus tindak. Kalau memang dia melakukan itu (rusuh) ya ditindak," tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.
7. Tolak Ganti Rugi
Ahok tidak memberikan ganti rugi sebesar 25 persen NJOP untuk warga Kampung Pulo.
"Waktu dulu kita atur seperti itu, tapi justru nggak bisa. Hasil temuan kita, nggak bisa diganti uang karena tidak ada dasarnya," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015).
Kini, Ahok menegaskan orang-orang yang menduduki tanah negara itu tak akan dapat apa-apa. Bahkan apabila mereka membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), itu tak akan membuat mereka mendapat ganti rugi. "PBB, di bawah dicantumkan bahwa itu bukan bukti kepemilikan. Nah, itu yang dia bilang sewa saja kan. IMB nggak ada, listrik nggak jelas, buang sampah sembarangan," kata Ahok.
Justru jika mereka diberi ganti rugi 25 persen NJOP, maka orang-orang akan seenaknya menduduki lahan-lahan negara dan ketika diusir akan minta ganti rugi 25 persen NJOP.
Halaman 2 dari 8