Sudut pandang itu dapat dibaca di buku 'Fikih Kebinekaan; Pandangan Islam Indonesia Tentang Umat, Kewargaan, dan Kepemimpinan Non-Muslim' karya Wawan Gunawan Abdul Wahid dan kawan-kawan yang diluncurkan di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015) malam ini.
Peluncuran buku yang dibalut dengan diskusi itu menghadirkan Wawan Gunawan sebagai perwakilan dari penulis, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muth'i, dan Sekretaris Dewan Syariah PKS Bukhori Yusuf. Selain itu, hadir juga Haidar Nashir yang tampil sebagai keynote speaker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wawan kemudian menjabarkan bagaimana nabi mengayomi dan melindungi selain umat Islam saat telah hijrah ke Madinah yang kala itu masih bernama Yatsrib. Bahkan penunjuk jalan Nabi saat menuju Madinah merupakan orang non muslim yang disewa nabi dengan profesional.
"Saya bersepakat, kalau ada penelitian yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia itu adalah penganolidian Islam yang di Yatsrib itu. (Indonesia) Ada Kristen, Hindu, Budha, dan lainnya yang sama-sama kebinekaannya untuk membangun visi misi Indonesia raya," paparnya.
Ada tiga pembahasan dalam buku ini. Selain kajian fikih muamalah (hubungan sosial) dan fikih siyasah (politik), buku ini juga membahas hubungan antar agama dan kepemimpinan non-muslim dalam masyarakat yang majemuk. (https://news.detik.com/berita/2996438/belajar-dari-ahok-dan-susan-ini-pandangan-islam-soal-pemimpin-non-muslim)
Sekitar 16 penulis terlibat dalam penulisan buku ini dengan sub judulnya masing-masing. Ahmad Syafi'i Maarif atau Buya Maarif tampil memberikan pengantar buku ini. Buku ini merupakan hasil halaqoq ulama tarjih Muhammadiyah yang dihelat Maarif Institut beberapa waktu lalu. (idh/hri)