Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan 1998-2007 itu terpilih setelah mengalahkan Ketua Umum Partai Golongan Karya Akbar Tandjung. Seperti apa cerita Hamzah Haz yang mencalonkan diri dan akhirnya terpilih sebagai wakil presiden tahun 2001?
Pada Juli 2001, terjadi hiruk pikuk politik di tanah air. Majelis Permusyawaratan Rakyat menggelar sidang istimewa untuk melengserkan Gus Dur dari kursi Presiden Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agenda selanjutnya adalah pemilihan wakil presiden. Salah satu politisi yang mencalonkan diri adalah Hamzah Haz. Saat itulah terjadi lobi-lobi politik di gedung MPR/DPR, Jakarta.
Rabu malam (12/8/2015) pekan lalu kepada detikcom Hamzah membeberkan kisahnya menjadi calon hingga akhirnya terpilih sebagai wakil presiden. "Itu urusan Allah, kalau dipikir secara akal kan tidak mungkin," kata dia.
Dari hitungan matematis, kata Hamzah, sulit dia mengalahkan Akbar Tandjung yang saat itu menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya.Β "Saingan saya Akbar Tandjung, kan Golkar banyak di DPR dan MPR," kata Hamzah.
Awalnya Akbar Tandjung yang juga Ketua DPR tidak mau maju sebagai calon wakil presiden. Partai Golkar justru mendukung Hamzah. "Golkar yang minta saya," cerita Hamzah.
Namun belum juga pemilihan dimulai, Akbar Tandjung berbalik arah. Dia maju sebagai calon wakil presiden dengan dukungan penuh dari Golkar.
Hamzah Haz merasa ditinggalkan. Beruntung dukungan kemudian datang dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada tahap pertama pemilihan, Hamzah Haz berhasil mengungguli Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono dan Siswono Yudhohusodo.
Di pemilihan tahap II tinggal Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hamzah Haz terpilih menjadi wakil presiden setelah meraih 340 suara. Sementara saingan terberatnya, Akbar Tandjung, memperoleh 237 suara.
Selain dukungan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan, keunggulan Hamzah Haz juga didapat dari limpahan suara dari kandidat Susilo Bambang Yudhoyono yang disokong Fraksi TNI/Polri.
"Jadi itu dari Allah, intinya pendukung pengganti Golkar itu PDIP. Hitungan di atas kertas saya kalah. Itu semua karena Allah," kata Hamzah.
(erd/nrl)