Keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Dita, namun ada sedikit rasa penyesalan. Paman Dita, Redami (36) mengatakan harusnya Dita terbang ke Ambon bukan Papua.
"Ibunya cerita ke saya, harusnya dia berangkat ke Ambon tapi dia menggantikan temannya ke Papua. Saya kira itu ada sedikit rasa penyesalan juga, tapi kehendak Tuhan sudah begitu," kata Redami kepada detikcom di rumah Dita di Kampung Beting, Jalan Angsana I, Koja, Jakarta Utara, Rabu (19/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tengah jalan dapat kabar kalau pesawat hilang kontak dan langsung putar balik ke kantor Trigana Air. Orang-orang rumah baru dapat kabar pukul 17.00 WIB," ucapnya.
Keluarga sempat tak percaya jika salah satu manifes di pesawat itu adalah Dita, karena mereka tahunya Dita pergi ke Ambon. Keluarga juga masih optimis Dita bisa tertolong.
"Kita masih percaya dia selamat. Tapi setelah esok harinya kita dapat kabar 100 persen pesawat ditemukan hancur... yah kita serahkan semuanya ke Tuhan. Itu sudah takdir, keluarga sudah mengikhlaskannya," ucapnya lirih.
Pesawat Trigana Air ATR 42 dengan nomor penerbangan PK-YRN itu lepas landas dari Bandara Sentani Jayapura pukul 14.22 WIT dengan waktu tiba diperkirakan di Oksibil 15.04 WIT Minggu (16/8/2015). Pesawat mengangkut 49 penumpang dengan 5 awak pesawat. Pesawat itu dilaporkan hilang kontak sejak pukul 15.00 WIT pada Minggu (16/8/2015).
Puing pesawat ditemukan di wilayah Okbape, sekitar 14 km dari bandara Oksibil. 54 Orang jenazah yang ditemukan sudah dalam kondisi tidak utuh, dan pesawat pun hancur berantakan menjadi puing-puing. Β
(slh/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini