Β
Konferensi itu diikuti sekitar 30 mahasiswa asal Indonesia yang belum kembali ke Tanah Air pasca-Gerakan 30 September 1965. Mereka sama-sama tak tahu siapa yang mengundang dan kenapa diundang. Juga tak tahu materi apa saja yang akan dibicarakan.
Β
Semuanya baru terkuak ketika konferensi dimulai. Di sana hadir antara lain Wakil Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) Jenderal Soemitro, Marsekal Roesmin Noerjadin, Duta Besar RI untuk Austria Anak Agung Gde Agung, dan Kornelius Cahyo Trinugroho, yang disebut-sebut sebagai calon anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Dalam sambutannya, Soemitro menyatakan tujuan pertemuan tersebut adalah, "Untuk mendiskusikan dan menyusun proposal untuk proses transisi Indonesia menuju era yang baru."
Ia membagi dua materi konferensi, yakni soal keamanan nasional, politik, dan negara, yang dipimpinnya langsung. Kedua tentang ekonomi, sosial, dan kebudayaan, yang dipimpin Trinugroho. Djani memilih bergabung dengan kelompok kedua.
Β
Hingga di situ, cerita The Missing History yang diangkat dari kisah nyata Djani Soeradjana mengalir mulus. Itu adalah novel kedua karya Peer Holm Jorgensen, yang baru dirilis penerbit Noura Books pada pertengahan Juli lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini