"Ketika umur 70 tahun, bapak saya sakit dan Soekarno datang menjenguk ke Tokyo," kata putra Laksamana Maeda, Nishimura Maeda, Nishimura berada di Jakarta dalam agenda Napak Tilas Proklamasi yang diadakan Museum Perumusan Teks Pancasila di musem tersebut di Jl Imam Bondjol, Jakarta Pusat, Minggu (16/8/2015). Nishimura yang berusia 73 tahun ini mengaku telah dihubungi Komunitas Majapahit sejak beberapa tahun lalu.
Setelah pulang ke Tokyo pada 1947, Maeda diseret ke Mahkamah Militer Jepang. Sejak saat itu, karier militer Maeda berakhir dan hidup sebagai rakyat biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Nishimura mengaku tak tahu sejauh mana hubungan dekat antara Laksamana Maeda dan Sukarno. Nishimura mengaku sang ayah tidak pernah menceritakan tentang kehidupannya selama bertugas di Indonesia.
Seperti diketahui, Laksamana Maeda merupakan salah satu tokoh penting dalam proses kemerdekaan Indonesia. Pada 16 Agustus 1954, Maeda menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat perumusan teks Proklamasi.
Laksamana Maeda yang saat itu berposisi sebagai pejabat tinggi Jepang di Hindia Belanda juga memberikan jaminan keamanan bagi para tokoh perumus proklamasi. Hingga akhirnya, pada 17 Agustus 1945 teks Proklamasi selesai disusun dan kemudian dibacakan oleh Sukarno.
Setelah Indonesia Merdeka, Maeda ditangkap sekutu. Laksamana Maeda dijebloskan ke penjara dengan tuduhan telah berhianat karena membantu persiapan kemerdekaan Indonesia. (kha/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini