Dengan hikmat dan syahdu, para jemaat mendengarkan khotbah pendeta. Sesekali mereka bersorai memuji nama-Nya. Meski waktu ibadah yang relatif lebih lama, tak sedikitpun ada terlihat gelisah yang dirasakan warga.
Di Papua, misalnya di Ilaga, hari minggu berarti aktivitas hari biasanya terhenti. Pasar tidak buka, bertanam pun tidak, bahkan jadwal penerbangan pun berhenti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama diungkap oleh 3 pelajar dari Distik Beoga yang sedang berada di Ilaga untuk mengikuti lomba cerdas cermat dan perayaan HUT RI ke-70. Meski tidak berada di rumahnya, Ina Wandagau, Fince Magai, dan Jefri Kora tetap beribadah di gereja terdekat dari tempatnya menginap.
![]() |
"Minggu tidak melakukan apa-apa karena ke gereja. Walau kami tidak di Beoga tetap cari gereja di Ilaga untuk beribadah. Biasanya baru setelah dari gereja kami lanjutkan belajar di rumah," kata Ina pada kesempatan yang sama.
Meski aktivitas harian seakan terhenti di hari Minggu, bukan berarti kegiatan di Ilaga benar-benar lumpuh. Jika sudah sore hari, ada beberapa toko atau kios yang buka.
"Kalau toko ada beberapa yang sore buka. Tapi pasar tak ada, penerbangan juga tidak boleh. Kecuali di bandara besar untuk penerbangan antar provinsi," terang istri Bupati Puncak Willem Wandik, Elpina Wandik, di kediamannya di Ilaga.
Menurutnya, di Ibukota Kabupaten Puncak terdapat 5 gereja, di mana 4 merupakan gereja protestan, dan 1 Katolik. Selain ibadah di gereja, warga juga biasanya menggelar kebaktian mingguan bergilir di tiap-tiap rumah.
"Ada ibadah mingguan seperti Ibadah Perkawan untuk ibu-ibu, ibadah terkarya untuk Bapak-bapak. Gantian di rumah warga. Untuk anak-anak ada sekolah minggu, pemuda dan remaja juga ada," Elpina menjelaskan.
Ibu-ibu pun juga sesekali melakukan kegiatan sosial dengan membagi-bagikan sembako bagi warga yang membutuhkan. Ada pula, kata Elpina, yang beribadah di luar bangunan.
"Ada yang masih dibangun juga gerejanya jadi ibadahnya sementara ada yang di luar, di halaman. Mereka bersama-sama duduk di rumput. Di sini jemaat gereja solid, saling bantu dan kerjasama," tutur Elpina.
Meski mayoritas penduduk Ilaga bergama Nasrani, namun kerukunan agama di daerah sini terjalin sangat baik. Pasalnya di Ilaga sendiri ada cukup banyak penduduk yang merupakan pendatang dari luar. Kebakanyakan dari Toraja, Bugis, dan Jawa. Jika saat waktu salat, azan pun berkumandang dari masjid.
Pantauan di Ilaga, meski ibadah gereja telah dilakukan aktivitas warga masih sangat minim. Jika di hari-hari biasa banyak orang berlalu-lalang di jalan, hari ini hanya satu atau dua orang saja yang terlihat. Beberapa anak memang terlihat di lapangan kota untuk mengikuti sisa lomba 17 Agustusan, namun tidaklah banyak.
Persiapan untuk upacara peringatan HUT RI esok memang sudah dilakukan, namun gladibersih baru akan dilakukan sore nanti. Rencananya upacara akan dilakukan Senin (17/8) pukul 10.00 WIT di Lapangan Trikora, Ilaga.
(ear/nrl)