"Begini, yang jelas reshuffle kemarin kan kalau dibandingkan dengan ekspektasi publik itu kan masih lebih besar ekspektasi publik. Publik kan punya pengetahuan tentang siapa menteri yang kerjanya kurang memuaskan, kurang kompetensi, kurang tepat posnya. Nah pengetahuan seperti ini kan sudah banyak dibicarakan di berbagai jalur," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada detikcom, Minggu (16/8/2015).
Reshuffle kabinet jilid pertama, disebutkan Hendrawan, perhitungannya untuk mencegah kegaduhan politik. Reshuffle jilid partama juga dinilainya lancar dan sejumlah pos diapresiasi publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau Sofyan Djalil karena di Bappenas diberi wewenang lebih menentukan satuan tiga proyek pembangunan, diperlukan tata kelola baik. Kalau Thomas Lembong karena Presiden sangat membutuhkan investasi dia investment dealer mirip dengan Gita Wirjawan jadi ditempatkan di pos supaya memacu investasi Indonesia. Nah, atas dasar itu publik menilai oke reshuffle ini bagus," imbuhnya.
Namun demikian reshuffle kabinet dinilainya belum memenuhi ekspektasi publik. Atas dasar itulah Hendrawan meyakini Presiden Jokowi akan terus melakukan evaluasi.
"Pak Jokowi akan terus melakukan evaluasi sambil berlahan-lahan menempatkan orang terbaik di tempat terbaik. Dugaan banyak orang, apalagi saya, akan ada reshuffle selanjutnya. Karena menempatkan orang di tempat terbaik kan wajar. Jangan lupa karena ini jabatan menteri mengandung muatan politik dan kepentingan publik yang besar, namun tentu saja itu tidak perlu menimbulkan kegaduhan politik," pungkasnya.
(van/nrl)











































