Ahok Risau, Ada Potensi Satpol PP Jadi Mafia

Ahok Risau, Ada Potensi Satpol PP Jadi Mafia

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Sabtu, 15 Agu 2015 13:32 WIB
Ahok Risau, Ada Potensi Satpol PP Jadi Mafia
Foto: Edward Febriyati
Jakarta - Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok mengundang pasukan oranye untuk apel di Monas. Ahok ingin melihat langsung kehadiran para pahlawan kebersihan ini. Dalam sambutannya, Ahok blak-blakan menyampaikan berbagai macam dugaan permainan korupsi tenaga kebersihan.

"Sudah ketemu. Saya sudah menemukan beberapa kasus dalam beberapa kasus kita sudah kumpulin, makanya setiap pagi saya suka bercanda tiap pagi minum pil PPG (Pura-Pura Goblok) sama Pura-Pura Gila. Saya tahu semua kok kelakuan Satpol PP," terang Ahok di Monas, Sabtu (15/8/2015).

Permainan korupsi tenaga kebersihan mulai dari mark-up jumlah tenaga sampai urusan lainnya. Karenanya mencegah oknum, Ahok meminta agar tenaga Satpol PP di kelurahan terus dilakukan rotasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satpol PP di kelurahan tidak boleh lebih dari satu tahun, kalau lebih dari setahun sampai 6 atau 8 tahun bisa jadi mafia juga," imbuh dia.

Tenaga kebersihan sudah dibayar oleh Pemprov DKI, tetapi terkadang tetap saja ada warga yang dipungut biaya.

"Banyak oknum RW yang nyewain juga, setor menyetor. Nah ini juga banyak oknumnya, dipinjemin pinjem nama," terang dia.

"Kenapa saya sampaikan begini saya serius, saya ingin sampaikan kepada mereka saya tidak pernah takut kepada siapapun. Kalau anda sudah curangi uang rakyat saya lawan," tegas dia.

Ahok rencananya akan memberikan petugas kebersihan di kelurahan mobil Kijang pick up atau truk sampah.

"Kalau mereka kerja dengan baik langsung saya gaji mereka. Kalau dulukan perusahan misal menghitungnya 1.000 orang. Nyatanya cuma 200 sisanya nama doank. Trus UMP, tapi dikasih dibawah nggak UMP. Nah sekarang mendingan langsung, ada juga mandor yang jahat ATM-nya dipegang jadi dia tarik tunai begitu gajian. Maunya saya kan pekerja ini pegang sendiri. Narik sendiri belanja sendiri kalau dia malas kita pecat kontrak harian, tapi kesejahteraan mereka juga kita perhatikan misalnya anak sekolah nggak mungkin dia biayai 2 atau 3 anak sekolah," urai Ahok. (edo/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads