Dua Warga Medan ini Diliput Media Dunia karena Berniat Gabung ISIS

Dua Warga Medan ini Diliput Media Dunia karena Berniat Gabung ISIS

Nograhany Widhi K - detikNews
Jumat, 14 Agu 2015 17:21 WIB
Dua Warga Medan ini Diliput Media Dunia karena Berniat Gabung ISIS
Foto: Hany
Jakarta - Dua warga negara Indonesia (WNI) ini diliput media internasional, Los Angeles Times, karena berniat hendak gabung ke Negara Islam alias ISIS ke Suriah. Dua WNI itu adalah Rahmat dan Afrian, dua bersahabat warga Medan, Sumatera Utara. Β 
Β 
"Negara Islam seperti mimpi yang menjadi nyata bagi saya dan semua orang muslim," ujar Rahmat, seorang penjual parfum yang mengenakan kaos Quicksilver dan jam tangan G-Shock seperti dilansir LA Times edisi Sabtu 8 Agustus 2015 lalu yang dikutip detikcom, Jumat (14/8/2015). Β 
Β 
"Sekarang saatnya mengembalikan kejayaan Islam, seperti di masa lalu," imbuh Rahmat. Β 
Β 
Rahmat, bersama sahabatnya, Afrian kini sibuk menyiapkan diri atas niatannya untuk bergabung dengan ISIS dengan melihat video jihad online, termasuk video-video propaganda ISIS yang brutal. Mereka juga menyiapkan diri secara fisik seperti push-up, sit-up dan bela diri.
Β 
Mereka mengakui berencana untuk membawa keluarga mereka ke Suriah. Afrian, seorang guru sekolah, memiliki seorang istri dan anak yang baru berusia 2 bulan. Dan Rahmat merupakan seorang suami dan ayah dari 3 anak.
Β 
"Anak saya juga akan menjadi pejuang juga, insyaAllah. Suatu hari dia bertanya pada saya, 'Ayah, mengapa kita tak pergi saja ke Suriah?'. Saya pikir dia sudah mengerti semuanya," tutur Rahmat.
Β 
Mereka memutuskan untuk bergabung ISIS pada Juni 2014 setelah melihat video ISIS yang mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah melalui situs berita BBC dan Al Jazeera. Mereka sudah mendeklarasikan diri untuk bergabung kepada kelompok militan itu dalam suatu upacara seremonial kecil dengan sesama anggota Liga Muslim Indonesia. Β 
Β 
Rahmat mengaku belum dikontak oleh penegak hukum setelah dia mendeklarasikan diri berniat gabung ke ISIS. Tidak halnya dengan Afrian, yang mengaku sudah didatangi polisi 10 kali ke rumahnya. Β 
Β 
"Pertama mereka menginterogasi saya tentang pandangan saya mengenai hukum syariah. Kemudian, pada akhirnya, mereka juga bertanya pada saya tentang ISIS," tutur Afrian.
Β 
Mereka juga tetap up-date dengan video ISIS tentang pemenggalan dan eksekusi massal, dan mendukung penuh aksi ISIS itu.
Β 
"Ada satu ayat dalam Alquran yang mengatakan kami harus mencegah musuh-musuh kami. Negara Islam adalah suatu negara. Memiliki wilayah, pemerintahan, warga negara dan hukum. Kalau Anda tak mau dapat masalah dengan Negara Islam, jangan pergi ke sana," kata Afrian. Β 
Β 
Rahmat menambahkan, mulai berpikir serius tentang hukum syariah pada tahun 2000 saat dirinya ditahan di penjara Medan karena vonis 2 tahun terkait narkoba. Β 
Β 
"Saya bertemu seseorang yang mengajari saya cara Islam, pengetahuan, bagaimana percaya penuh pada Sang Pencipta. Itu seperti dilahirkan kembali," tutur Rahmat yang berharap menjadi martir di Timur Tengah. Β 
Β 
Sedangkan Afrian, ingin kembali ke Indonesia. "Sukses buat saya itu bahwa semua di Indonesia ini mengadpsi hukum syariah. Itu adalah satu-satunya cara untuk menghindari aksi represif oleh non-Muslim pada muslim," tutur Afrian.
Β 
Mereka akan ke Suriah dari Medan melalui Hong Kong dan Turki, dengan tujuan akhir Raqqah, ibukota ISIS di Suriah secara de facto. Biayanya sekitar US$4.500 (sekitar Rp 60 juta) per orang. Untuk membiayai perjalanan mereka itu, mereka berencana untuk menjual rumahnya. Β 
Β 
"Begitu kami tiba, semuanya akan diurus oleh pemimpin ISIS," tutur Rahmat. Β 
Β 
Sedangkan menurut kantor berita Rusia RIA Novosti pada Kamis (13/8) meneruskan laporan dari Komisi Fatwa Mesir, ISIS kini mengincar wilayah baru untuk mencari pendukung di wilayah Kaukasus, Asia Tengah dan Indonesia. Β 
Β 
"Kelompok itu mengubah strategi perekrutannya," tutur laporan tersebut. Β 
Β 
Komisi Fatwa Mesir menilai ISIS kini tak memprioritaskan untuk memperluas wilayah, melainkan mencari lebih banyak pendukung. Terbukti, pendukung ISIS tak hanya berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara, melainkan juga dari Eropa timur, Australia, Indonesia, Filipina dan Somalia. Β 
Β 
ISIS juga memakai media sosial untuk strategi perekrutan karena bisa menjangkau luas dan membangun hubungan dengan orang-orang yang berpotensi menjadi pendukung di wilayah yang jauh.
Halaman 2 dari 1
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads