"Satu momen yang belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia, Presiden menyampaikan tiga pidato penting di DPR," kata wakil ketua DPR Fahri Hamzah di gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Tiga pidato Presiden itu, yaitu: Pertama, Presiden Jokowi sebagai kepala negara dalam sidang tahunan MPR RI dalam rangka menyampaikan laporan kinerja lembaga-lembaga negara. Kedua, pidato kenegaraan Presiden Jokowi dalam sidang bersama DPD RI-DPR RI dalam rangka HUT Republik Indonesia RI. Ketiga, pidato Presiden Jokowi dalam rangka pengantar atau keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBN 2016
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait pidato kenegaraan Presiden yang bicara tentang pembangunan nasional, Fahri menyebut bangsa ini adalah bangsa yang besar. Di usianya yang ke-70 ini seharusnya Indonesia menjadi bangsa yang matang dan kokoh.
"Indonesia adalah negara demokrasi nomor tiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Seharusnya bangsa yang besar ini bisa lebih punya peran," kata Fahri.
Sementara dalam pidato tentang RAPBN 2016, menurut Fahri pidato ketiga ini yang lebih konkret karena memiliki proyeksi dan prediksi tentang apa yang ingin dicapai dengan APBN yang direncanakan untuk 2016 nanti.
Pidato pertama Presiden dalam sidang tahunan MPR sudah disampaikan pagi tadi menyoal tentang penguatan lembaga-lembaga, soal pergantian sejumlah menteri, dan capaian yang sudah dicapai sejak terbentuknya kabinet kerja 10 bulan silam.
Saat ini sedang berlangsung pidato Presiden dalam sidang bersama DPD yang baru pertama diagendakan tahun ini. Hadir dalam sidang yang digelar di gedung Nusantara itu sejumlah mantan presiden dan wakil presiden RI.
(bal/tor)











































