Inong, sudah malang melintang di dunia skateboarding dan surfing di Bandung, Jawa Barat. Video dokumentasi tentang aksinya berpapan luncur banyak ditemukan di YouTube. Dia pernah tampil di berbagai ajang skateboarding nasional dan internasional.
detikcom bertemu dengan Inong saat acara pengajian di Masjid Al Lathiif, Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8) malam. Dia datang bersama sejumlah pemuda yang dulunya pernah bermasalah dengan kenakalan, namun akhirnya memutuskan hijrah. Ada nama lain yang cukup terkenal seperti Donny Supriyadi (eks vokalis Jeruji) dan Kiki Ahmad, eks pentolan geng motor Brigez.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kiki 'Brigez' Hijrah dari Jeratan Narkoba Setelah Kehilangan Ayah
Seiring dengan popularitasnya, muncul juga sejumlah persoalan. Dia sempat mengenal narkoba dan masalah-masalah lainnya. Hingga akhirnya memutuskan untuk hijrah dan lebih rajin mengikuti pengajian di masjid Al Lathiif Bandung bersama rekan-rekan lainnya.
"Baru akhir-akhir ini. Oh ternyata saya lebih butuh nutrisi hati daripada kepuasan intelektual. Sampai akhirnya sudah dapat feel-nya, ternyata enak nih. Perasaan enak, damai, apapun itu yang didapat setelah dari pengajian," jelas Inong.
Tak hanya datang ke masjid, Inong juga mulai mengajak teman-temannya sesama skater dan surfer untuk ke arah lebih baik. Namun caranya, bukan dengan memaksa. "Karena ingin nge-share perasaan yang sama yang saya dapatkan. Ayo dong, coba, rasakan dulu. Akhirnya ya mulai jadi banyak teman yang ikut," imbuhnya sambil tersenyum.
![]() |
Cara yang dilakukan Inong dan rekan-rekannya cukup menarik. Mereka membuat semacam gerakan pemuda hijrah. Media sosial seperti blog, instagram, facebook dan YouTube dimanfaatkan. Sebuah web khusus yang berisi rekaman video ustaz saat kajian diposting. Judulnya disesuaikan dengan anak muda, seperti 'keep the faith dan 'derita jomblo'.
Setiap kali ada undangan kajian, Inong mendesainnya dengan cara unik. Seperti misalnya, membuat SMS seperti mengajak orang pacaran namun pesannya berasal dari malaikat Izrail, pencabut nyawa.
![]() |
"Ada feel yang sama, di mana ingin bisa ngerangkul teman-teman, khususnya anak muda. Istilahnya taat tapi tetap asyik. Jadi untuk bisa lebih taat tapi tetap keren," ceritanya.
"Misalnya, lagi dakwah ke anak punk. Ajak anak punk untuk gabung. Ya jangan pakai gamis, jangan pakai peci, tapi pakai jaket kulit, pakai spike. Dan omongannya pun tidak tiba-tiba bicarakan dalil, nggak, yang ringan-ringan saja," paparnya.
![]() |
Dengan begitu, pria yang bekerja di salah satu brand distro ternama di Bandung itu merasa lebih berguna. Jiwanya terasa lebih tenang dan damai, tak seperti sebelumnya.
"Ternyata teman-teman yang dulu di tongkrongan, Alhamdulillah jadi nongkrongnya di sini. Jadi kayak yang cuma mindahin tongkrongan, tadinya nongkrong di luar, sekarang jadi nongkrong bareng-bareng di masjid," ungkapnya.
![]() |